Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Dirjen Asia Pasifik dan Afrika Kemlu RI Abdul Kadir Jaelani dan Dubes Jepang untuk Indonesia Masaki Yasushi. (dok. Kedubes Jepang)
Dirjen Asia Pasifik dan Afrika Kemlu RI Abdul Kadir Jaelani dan Dubes Jepang untuk Indonesia Masaki Yasushi. (dok. Kedubes Jepang)

Intinya sih...

  • Pemerintah Indonesia dan Jepang meneken perjanjian pertukaran nota pinjaman untuk proyek rencana Jalur Timur-Barat Mass Rapid Transit senilai Rp14,5 triliun.
  • Jepang berkomitmen membantu mengurangi kemacetan di wilayah metropolitan Jakarta dan ingin memperbaiki iklim investasi serta memerangi perubahan iklim.
  • Persyaratan Khusus untuk Kemitraan Ekonomi (STEP) bakal diberlakukan, teknologi Jepang akan digunakan untuk konstruksi terowongan bawah tanah, sarana perkeretaapian, dan sistem sinyal.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Indonesia dan Jepang meneken perjanjian pertukaran nota pinjaman yen untuk proyek rencana Jalur Timur-Barat Mass Rapid Transit atau MRT Jakarta Fase 1 Tahap 1 senilai 140.699 miliar yen atau setara dengan Rp14,5 triliun.

Dikutip dari pernyataan Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia, Senin (13/5/2024), penandatanganan ini dilakukan oleh Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri RI, Abdul Kadir Jailani dan Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Masaki Yasushi.

“Jepang telah mendukung perluasan jalur kereta api berkecepatan tinggi perkotaan yang menghubungkan pusat Jakarta dari utara ke selatan yang dibuka pada 2019. Dengan pembangunan jalur timur ke barat MRT, ini akan meningkatkan kapasitas angkutan penumpang ke timur, barat, selatan dan utara,” kata Yasushi.

1. Bantu Indonesia kurangi kemacetan

Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masaki Yasushi. (IDN Times/Sonya Michaella)

Selain itu, Yasushi juga menegaskan bahwa Jepang berkomitmen membantu Indonesia untuk mengurangi kemacetan di wilayah metropolitan Jakarta.

“Kami juga ingin membantu memperbaiki iklim investasi, mengurangi dampak lingkungan dan memerangi perubahan iklim,” ucap dia.

2. Teknologi Jepang untuk kontruksi terowongan bawah tanah

Stasiun ASEAN (jakartamrt.co.id)

Sementara itu, Persyaratan Khusus untuk Kemitraan Ekonomi (STEP) bakal diberlakuan untuk proyek ini. Teknologi Jepang juga akan digunakan untuk konstruksi terowongan bawah tanah, sarana perkeretaapian dan sistem sinyal.

STEP sendiri merupakan persyaratan pemanfaatan teknologi Jepang yang ditetapkan pada Juli 2002 untuk pemanfaatan teknologi dan pengetahuan Jepang dan mempromosikan bantuan Kepang melalui transfer teknologi ke negara-negara berkembang.

3. MRT kebut sistem digitalisasi

Ilustrasi kereta MRT Jakarta. (dok. MRT Jakarta)

Seiring dengan kemajuan teknologi, MRT Jakarta terus mengebut proses digitalisasi. Salah satu yang terus dikembangkan yaitu pembayaran dengan sistem server based atau berbasiskan aplikasi. MRT sendiri memiliki aplikasi bernama MyMRTJ. Aplikasi yang sudah digunakan sejak 2022 lalu itu, bakal terus dikembangkan hingga 2028 mendatang. 

Direktur Operasi dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta, Mega Tarigan mengatakan transisi digital ini mengikuti pola perilaku pengguna di mana mayoritas semua kehidupannya berkutat di telepon seluler.

"Kalau sekarang, orang kalau ketinggalan dompet, gak masalah. Tapi, kalau yang tertinggal telepon seluler, maka mereka pasti balik lagi untuk ambil itu," ujar Mega ketika memberikan pemaparan terkait operasional MRT secara terbatas di Gedung Transport Hub, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu. 

Ia mengatakan dengan adanya peralihan digital itu, maka PT MRT Jakarta memutuskan untuk tidak lagi mengeluarkan kartu jelajah berganda atau multi trip ticket (MTT) mulai 1 Januari 2024 lalu. Namun, bagi penumpang yang sudah memiliki kartu MTT bisa digunakan hingga Oktober 2024 mendatang. 

Sebagai gantinya, maka MRT mengeluarkan mode pembayaran dengan QR code. "Karena MTT dan STT sudah sunset (tak lagi dipakai), penggantinya apa nih? Jangan sampai pelanggan kesulitan untuk beli-beli tiket. Terutama mereka yang bukan commuting, jadi kami berikan printed QR code," tutur dia. 

Editorial Team