3 BUMN Mau IPO di Sisa 2023, Targetkan Dana Rp49 Triliun

Ketiga BUMN itu adalah PHE, PalmCo, dan PKT

Jakarta, IDN Times - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah merencanakan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) atas sejumlah perusahaan pelat merah pada 2023.

Satu di antaranya yang sudah berhasil melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah PT Pertamina Geothermal Energy Tbk atau PGE, anak usaha PT Pertamina (Persero). PGE resmi IPO pada 24 Februari 2023 dengan kode saham PGEO.

"Perseroan telah melaksanakan penawaran umum sejak 20 hingga 22 Februari 2023 dan berhasil meraih dana sebesar Rp9.056.250.000.000," ujar Direktur Utama PGE, Ahmad Yuniarto, dalam Seremoni Pencatatan Saham PGEO, akhir Februari silam.

PGEO kemudian jadi IPO keempat terbesar yang terjadi sepanjang tahun ini. Tak heran jika kemudian Kementerian BUMN menargetkan bisa melakukan IPO lagi untuk tiga BUMN lainnya.

Soal IPO tiga BUMN tersebut, Wakil Menteri BUMN I, Pahala Nugraha Mansury, pernah mengatakannya di depan Komisi VI DPR RI.

"Kami ada empat rencana BUMN ataupun anak usaha, untuk bisa melakukan penawaran saham ke publik di 2023," kata Pahala dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI pada 7 Desember 2022.

Adapun ketiga BUMN yang ditargetkan bisa IPO di sisa tahun ini adalah Pertamina Hulu Energi (PHE), PalmCo, dan Pupuk Kaltim (PKT).

1. Dana segar dari hasil IPO tiga BUMN

3 BUMN Mau IPO di Sisa 2023, Targetkan Dana Rp49 Triliunilustrasi IPO (IDN Times/Aditya Pratama)

Kementerian BUMN menargetkan ketiga perusahaan pelat merah tersebut bisa meraup dana segar yang besar dari IPO. Meski belum pasti jadwal mereka IPO, masing-masing telah menargetkan dana yang ingin didapat dari aksi korporasi tersebut.

Pertama PHE, anak usaha Pertamina tersebut menargetkan raupan dana sebesar dua miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp30,2 triliun dari IPO. Kementerian BUMN sendiri berencana melepaskan lima sampai 10 persen saham PHE ke publik.

Kedua adalah PalmCo. Anak usaha holding BUMN perkebunan, PTPN III (Persero) tersebut berencana IPO pada akhir 2023. PTPN III telah menetapkan proyeksi raupan dana dari IPO tersebut. Perolehan dana tersebut bakal digunakan untuk tujuan agar PalmCo bisa berperan lebih besar secara nasional dalam usaha kelapa sawit dan segala turunannya.

"Hitung-hitungan saya Rp5 triliun sampai Rp10 triliun dari IPO itu," ujar Direktur Utama PTPN III, Mohammad Abdul Ghani, pada 22 Agustus 2022.

Terakhir ada Pupuk Kaltim atau PKT. Melansir CNA, anggota holding BUMN Pupuk, PT Pupuk Indonesia tersebut menargetkan pendapatan sebesar 500 juta dolar AS atau senilai Rp7,5 triliun dari IPO yang direncanakan berlangsung tahun ini.

Jika ditotal maka ada kemungkinan IPO 3 BUMN yang direncanakan pada sisa 2023 ini sebesar 2,82 hingga 3,3 miliar dolar AS atau antara Rp45-Rp49 triliun.

Baca Juga: Daftar 3 BUMN yang Berencana IPO Tahun Ini

2. Bakal ada 40 BUMN yang melantai di BEI

3 BUMN Mau IPO di Sisa 2023, Targetkan Dana Rp49 TriliunGedung Kementerian BUMN (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Kalau benar ketiga BUMN tersebut IPO, maka bakal ada 40 perusahaan milik negara yang berada di BEI. Sampai saat ini, dengan IPO PGE pada Februari lalu sudah terdapat 37 BUMN di BEI.

"Saat ini Bursa Efek Indonesia telah terdapat 37 perusahaan tercatat dari BUMN dan entitas anak perusahaan BUMN, termasuk di dalamnya Pertamina Geothermal Energy," kata Direktur Utama BEI, Iman Rachman.

Rinciannya, sambung Iman, 14 perusahaan merupakan BUMN dan 23 lainnya adalah entitas anak perusahaan BUMN.

3. Tambah market cap di BEI

3 BUMN Mau IPO di Sisa 2023, Targetkan Dana Rp49 TriliunIlustrasi Bursa Efek Indonesia (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Selain menambah jumlah BUMN di pasar modal, kehadiran tiga BUMN tersebut juga bakal menambah kapitalisasi pasar di BEI. Iman menjelaskan, sudah ada 37 BUMN yang tercatat di BEI saat ini dan berkontribusi terhadap lebih dari 20 persen total kapitalisasi pasar atau market cap BEI. Sebagai informasi, market cap BEI saat ini tercatat sebesar Rp9.547 triliun.

"Nilai kapitalisasi pasar di BEI 22,5 persen dikuasai oleh kapitalisasi pasar dari BUMN maupun entitas anak usahanya dengan porsi 19,4 persen oleh perusahaan BUMN dan 3,1 persen oleh entitas anak perusahaan BUMN," ujar Iman.

Baca Juga: Erick Thohir: Ada 2 BUMN Karya Kurang Sehat, Waskita Paling Bonyok

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya