AS Investasi Rp33 Triliun, Bahlil: Bukti Tidak Ada Negara Favorit

Investasi asing di Indonesia terbuka dari negara manapun

Jakarta, IDN Times - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, memastikan pemerintah tidak pilih kasih dalam menerima investasi asing yang masuk ke Indonesia.

Bahlil menyampaikan, tidak ada satu negara pun yang jadi favorit dibandingkan negara lainnya untuk bisa menanamkan uangnya di Tanah Air.

Hal tersebut disampaikan Bahlil menyusul investasi Air Products, sebuah perusahaan asal Amerika Serikat (AS) yang fokus pada industri gas untuk gasifikasi batu bara menjadi DME di Indonesia

"Investasi Air Products ini full dari Amerika, bukan dari Korea, bukan dari Jepang, juga bukan dari China. Jadi sekaligus penyampaian bahwa tidak benar kalau ada pemahaman negara ini hanya fokus investasi satu negara, ini buktinya kami buat perimbangan," kata Bahlil, dalam sambutan Groundbreaking Proyek Hilirisasi Batu Bara menjadi Dimetil Eter (DME), Senin (24/1/2022).

1. Air Products investasi Rp33 triliun

AS Investasi Rp33 Triliun, Bahlil: Bukti Tidak Ada Negara FavoritIlustrasi Investasi. (IDN Times/Aditya Pratama)

Bahlil menambahkan, Air Products berencana melakukan investasi DME di Indonesia dengan nilai lebih dari Rp30 triliun.

Realisasi investasi tersebut merupakan kelanjutan dari penandatangan kesepakatan antara PT Pertamina (Persero) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan Air Products sebesar 15 miliar dolar AS pada November 2021 silam.

Adapun investasi Air Products pada gasifikasi batu bara tersebut masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) yang akan dilakukan di Tanjung Enim selama 20 tahun.

"Kami sampaikan bahwa realisasi investasi ini sebesar Rp33 triliun. Waktunya seharusnya 36 bulan, tapi kami rapat dengan Air Products kami minta 30 bulan," kata Bahlil.

Baca Juga: Jokowi Groundbreaking Hilirisasi Batu Bara hingga Bagi BLT di Sumsel

2. Investasi Air Products terbesar kedua dari AS di Indonesia

AS Investasi Rp33 Triliun, Bahlil: Bukti Tidak Ada Negara FavoritIlustrasi Investasi. (IDN Times/Aditya Pratama)

Bahlil menambahkan, realisasi investasi Air Products tersebut menjadi kedua terbesar dari AS setelah Freeport di Papua.

"Amerika investasinya cukup gede, pak. Ini investasi kedua terbesar setelah Freeport untuk tahun ini," kata dia.

3. Gasifikasi batu bara jadi DME tekan impor LPG

AS Investasi Rp33 Triliun, Bahlil: Bukti Tidak Ada Negara Favoritilustrasi impor (IDN Times/Aditya Pratama)

Secara umum, investasi Air Products di Indonesia berkaitan dengan gasifikasi batu bara menjadi DME. Bahlil pun menyampaikan pentingnya gasifikasi batu bara menjadi DME untuk menekan impor gas LPG.

"Hasil outpout gasifikasi ini untuk mengurangi impor kita, Jadi, impor gas LPG kita rata-rata setahun enam sampai tujuh juta ton, ini cukup besar pak. Di dalam perhitungan kami tiap satu juta ton hilirisasi kita bisa efisiensi kurang lebih enam sampai tujuh triliun dari subsidi," tutur dia.

Baca Juga: Pasokan Batu Bara Aman, Gak Perlu Khawatir Mati Listrik

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya