Bayar Zakat Fitrah Pakai Uang dan Beras, Mana yang Lebih Baik?

Zakat fitrah bisa dibayarkan pakai beras dan uang

Jakarta, IDN Times - Ramadan tahun ini akan berakhir hanya dalam hitungan jam. Itu berarti kewajiban membayar zakat fitrah juga sudah memasuki masa tenggang alias deadline bagi umat Islam yang memenuhi syarat.

Adapun deadline pembayaran zakat fitrah adalah sebelum Salat Ied dimulai pada pagi hari ketika Idul Fitri. Berkaitan dengan hal tersebut, pendapat masyarakat kerap terbelah mengenai bentuk pembayaran zakat fitrah antara uang atau kebutuhan bahan pokok, yang dalam konteks masyarakat di Indonesia biasanya beras.

Ekonom Syariah Institut Pertanian Bogor (IPB), Irfan Syauqi Beik, menyampaikan pandangannya soal perbedaan pendapat tersebut.

"Mau pakai beras boleh, mau pakai uang juga boleh. Yang tidak boleh itu, tidak membayar zakat fitrah," kata Irfan, dalam program OBSESi IDN Times, Jumat (29/4/2022).

1. Hukum membayar zakat fitrah pakai beras

Bayar Zakat Fitrah Pakai Uang dan Beras, Mana yang Lebih Baik?Ilustrasi panitia penerima dan penyaluran zakat fitrah mengumpulkan beras yang dibayarkan warga. (ANTARA/Irwansyah Putra)

Namun, Irfan menjelaskan perihal pembayaran zakat fitrah menggunakan beras. Pembayaran zakat fitrah menggunakan bahan kebutuhan pokok sebesar 2,5 kilogram atau 3,5 liter disepakati mayoritas mazhab.

"Khusus spesifik zakat fitrah memang rata-rata dalam praktiknya secara umum adalah dengan bahan kebutuhan pokok dan mayoritas mazhab ulama, itu juga mengatakan yang paling afdol adalah kebutuhan bahan pokok," kata Irfan.

Baca Juga: Belum Bayar Zakat Fitrah? 8 Aplikasi ini Tawarkan Bayar Zakat Online

2. Zakat fitrah menggunakan uang

Bayar Zakat Fitrah Pakai Uang dan Beras, Mana yang Lebih Baik?Petugas amil zakat menggunakan pelindung wajah dan sarung tangan plastik melayani warga yang membayar zakat fitrah (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)

Kendati demikian, pembayaran zakat fitrah menggunakan uang bukan berarti dilarang. Menurut Irfan, mazhab Hanafi dan ulama kontemporer melihat bahwa membayar zakat fitrah menggunakan uang itu ada unsur kemaslahatan yang lebih besar di dalamnya.

"Makanya kemudian dalam konteks hari ini boleh kita membayar zakat fitrah pakai uang. Tidak ada masalah karena dengan uang itu bisa jadi ada hal lain yang dibutuhkan dibandingkan dengan beras misalnya," paparnya.

Misalnya, sambung Irfan, masyarakat butuh uang tersebut untuk kebutuhan membayar uang sekolah anak atau bisa juga untuk modal usahanya.

"Bisa saja begitu. Jadi, uang itu mengandung unsur kemaslahatan sehingga kemudian ulama kontemporer sepakat boleh bayar zakat fitrah pakai uang dan itu di mana. Di Arab Saudi misalnya, tahun ini saya dapat informasi untuk zakat fitrah dengan uang itu 30 riyal (setara Rp116 ribu)," tutur dia.

3. Uang dari zakat fitrah juga bisa menumbuhkan perekonomian

Bayar Zakat Fitrah Pakai Uang dan Beras, Mana yang Lebih Baik?Ilustrasi belanja (IDN Times/Sunariyah)

Di sisi lain, uang yang disalurkan dari zakat fitrah bisa menimbulkan pertumbuhan ekonomi lantaran mampu menjaga daya beli masyarakat ketika Idul Fitri atau hari setelahnya.

Manfaat pemberian uang dari hasil zakat fitrah adalah menjaga daya beli kaum-kaum dhuafa atau kelompok miskin.

Menurut Irfan, zakat bisa juga disalurkan untuk program-program yang sifatnya konsumtif dan program-program yang sifatnya pemenuhan kebutuhan mendesak serta program-program bersifat menjaga daya beli.

"Kalau daya beli dijaga, maka secara makro, agregat demand, permintaan akan naik sehingga ekonomi juga akan tumbuh," kata Irfan.

Baca Juga: Cek! Apa Kamu Sudah Penuhi Syarat Wajib Zakat Mal alias Zakat Harta?

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya