Dapat Investasi Rp215 T, IBC Garap EV Battery Bareng China dan Korsel

IBC jalin kerja sama dengan CBL dan LG

Jakarta, IDN Times - Holding perusahaan baterai kendaraan listrik Indonesia atau PT Industri Baterai Indonesia/Indonesia Battery Corporation (IBC) mengantongi investasi senilai 15 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp215 triliun.

Investasi tersebut bakal digunakan IBC untuk mengembangkan ekosistem baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) battery di Indonesia. Nilai investasi tersebut diperoleh IBC lewat kerja sama dengan dua pemain di industri EV battery dunia, yakni PT Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co, Ltd (CBL) dan LG Energy Solution.

"Pengembangan inisiatif ekosistem EV Battery memungkinkan Indonesia untuk masuk ke dalam global supply chain industri baterai yang sangat penting bagi masyarakat di seluruh dunia," tutur Wakil Menteri (Wamen) BUMN I, Pahala Nugraha Mansury, seperti dikutip dari akun Twitter resmi Kementerian BUMN, Selasa (19/4/2022).

Baca Juga: Erick Thohir: Produksi EV Battery Mulai 2024

1. Kerja sama dengan CBL dan LG akan mempercepat pembangunan ekosistem EV battery di Indonesia

Dapat Investasi Rp215 T, IBC Garap EV Battery Bareng China dan Korselstasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) (Dok. Kementerian ESDM)

Sementara itu, Direktur Utama IBC, Toto Nugroho menyampaikan kemitraan yang dijalin dengan CBL dan LG Energy Solution bakal mempercepat pembangunan ekosistem EV battery di Indonesia.

Hal ini tentunya akan membangkitkan gairah industri otomotif ramah lingkugan di dalam negeri. "Dengan adanya industri baterai terintegrasi ini diharapkan dapat mengakselerasi pertumbuhan ekosistem electric vehicle," ujar Toto.

Baca Juga: Daftar Perusahaan yang Berinvestasi Baterai Listrik di Indonesia

2. Indonesia bisa jadi pemain baterai lithium terbesar di dunia

Dapat Investasi Rp215 T, IBC Garap EV Battery Bareng China dan KorselMenteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Di sisi lain, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan memandang kerja sama strategis tersebut dengan penuh optimisme. Dia meyakini, kerja sama dengan CBL dan LG Energy Solutions menjadi salah satu langkah untuk mewujudkan Indonesia sebagai salah satu pemain lithium baterai terbesar di dunia.

Oleh karena itu, Luhut meminta kepada seluruh pihak untuk mematuhi kerja sama tersebut dan melaksanakan seluruh ketentuan di dalamnya sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati.

"Rencana investasi ini masih panjang perjalanannya," ujar Luhut.

Baca Juga: PLN dan IBC Kembangkan Battery Energy Storage System

3. IBC telah bekerja sama dengan Foxconn dan Gogoro

Dapat Investasi Rp215 T, IBC Garap EV Battery Bareng China dan KorselMenteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia. (youtube.com/Sekretariat Presiden)

Sebelum menjalin kemitraan dengan CBL dan LG Energy Solutions, IBC terlebih dahulu bekerja sama dengan dua perusahaan asal Taiwan, Hon Hai Precision Industry Co. Ltd. (Foxconn) dan Gogoro Inc.

Kemitraan itu juga dijalin guna mengembangkan ekosistem EV battery di Indonesia.Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia meneken sendiri Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan perusahaan-perusahaan tersebut.

Dari kerja sama itu diharapkan terjadi investasi pengembangan ekosistem energi baru berkelanjutan melalui investasi baterai listrik, kendaraan listrik, dan industri pendukungnya dengan skema kerja sama Build-Operate-Localize (BOL).

"Hari ini kita memasuki era baru. Pemerintah Indonesia secara sungguh-sungguh akan mengawal rencana investasi ini dengan mitra BUMN maupun pengusaha nasional di Indonesia. Di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo periode kedua, Indonesia sangat fokus mendorong investasi berkelanjutan terutama mengedepankan green energy dan green industry," kata Bahlil, dalam keterangan resmi yang diperoleh IDN Times, Sabtu (22/1/2022).

Adapun melalui MoU tersebut, Foxconn bersama Gogoro, IBC, dan Indika akan menjajaki kerja sama investasi ekosistem EV battery yang komprehensif di Indonesia.

Investasi dilakukan mulai dari pembuatan baterai listrik (termasuk sel baterai, modul baterai, dan baterai), hingga ke pengembangan industri kendaraan listrik roda empat, kendaraan listrik roda dua, dan bus listrik (E-Bus).

Bukan hanya itu, lingkup kerja sama juga mencakup pengembangan industri penunjang EV yang meliputi energy storage system (ESS), battery exchange/swap station, battery daur ulang, serta riset dan pengembangan (R&D) di bidang baterai elektrik dan EV.

Bahlil pun kemudian menyebutkan perkiraan total nilai investasi dari proyek-proyek akan dikerjakan oleh Foxconn bersama Gogoro, IBC, dan Indika.

"Perkiraan nilai total investasi dalam proyek-proyek tersebut oleh seluruh mitra usaha diperkirakan akan mencapai 8 miliar dolar AS atau sekitar Rp114 triliun. Keseluruhan proyek diperkirakan akan menghasilkan kapitalisasi pasar dengan nilai total lebih dari 100 miliar dolar AS di Indonesia pada tahun 2030," tutur Bahlil.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya