Ini Strategi Pemerintah dan ASDP Urai Antrean di Ketapang-Gilimanuk

Antrean panjang terjadi di penyeberangan Ketapang-Gilimanuk

Jakarta, IDN Times - Pemerintah dan ASDP kembali memfokuskan layanan penyeberangan Ketapang-Gilimanuk hanya untuk kendaraan penumpang dan truk logistik pengangkut bahan kebutuhan pokok serta bahan bakar minyak (BBM).

Kebijakan tersebut dilakukan guna mengurai antrean panjang yang terjadi di lintasan penyeberangan Ketapang-Gilimanuk.

"Untuk percepatan layanan, kita fokuskan layanan penyeberangan di Ketapang menuju Gilimanuk untuk kendaraan penumpang dan truk logistik yang mengangkut bahan sembako dan energi hingga 17 Juli 2023. Untuk kendaraan lain yang mengangkut barang non esensial, ditunda dulu," ujar Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Dirjen Hubdat Kemenhub), Hendro Sugiatno, dalam keterangan resmi kepada IDN Times, Minggu (9/7/2023).

1. Penyebab terjadinya antrean panjang di Ketapang-Gilimanuk

Ini Strategi Pemerintah dan ASDP Urai Antrean di Ketapang-GilimanukFoto hanya ilustrasi. (ANTARA FOTO/Budi Candra Setya)

Sejak akhir pekan lalu, ASDP dan mitra terkait terus mengupayakan langkah strategis dalam mengurai antrean panjang kendaraan yang akan menyeberang menuju Pulau Bali melalui Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi.

Adapun antrean panjang kendaraan terjadi sejak pekan lalu menyusul tingginya volume kendaraan dan gangguan akibat cuaca buruk yang berdampak pada terganggunya pelayanan penyeberangan.

"Sejak awal kami berkoordinasi dengan BPTD (Balai Pengelola Transportasi Daerah) dan mitra lainnya untuk mengatasi antrean kendaraan di dalam pelabuhan, di antaranya penambahan trip kapal sesuai dengan penetapan jadwal BPTD dan mempercepat waktu bongkar muat dari 13 menjadi 10 menit," ucap Direktur Utama ASDP, Ira Puspadewi.

Baca Juga: ASDP Tingkatkan Pembangunan Fasilitas di Pelabuhan Merak-Bakauheni

2. ASDP operasikan KMP Jatra II

Ini Strategi Pemerintah dan ASDP Urai Antrean di Ketapang-GilimanukPelabuhan Penyeberangan Ketapang. (dok. PT ASDP Indonesia Ferry)

Selain itu, mulai Jumat akhir pekan lalu, sesuai dengan arahan dan penetapan jadwal dari BPTD, ASDP mengoperasikan KMP Jatra II. Kapal tersebut melayani lintasan penyeberangan jarak jauh (long distance ferry/LDF) rute Ketapang-Lembar sebagai kapal perbantuan untuk mengurai kepadatan di lintas Ketapang-Gilimanuk.

GM ASDP Cabang Ketapang, Syamsudin mengungkapkan, kapal perbantuan KMP Jatra II bisa memuat lebih dari 100 kendaraan dalam sekali pemuatan. Jumlah ini bahkan 3-4 kali lipat kapasitas kapal penyeberangan Ketapang-Gilimanuk yang biasa beroperasi.

"Pada kesempatan pertama, KMP Jatra II mengangkut 129 kendaraan kecil dalam sekali angkut. Dengan beroperasinya KMP Jatra II ini bisa mengurangi kepadatan dan bisa menarik yang ada di dalam dan luar pelabuhan untuk cepat diseberangkan. Tentu harapan kami, kondisi cuaca membaik dan kami dapat memaksimalkan pelayanan sehingga antrian panjang bisa terurai dengan waktu yang tidak terlalu lama," tutur dia.

Dengan kehadiran KMP Jatra II yang berukuran cukup besar dan dapat menampung penumpang sebanyak 200 orang, 400 unit kendaraan roda dua, dan 100 unit mobil pribadi diharapkan mampu mengurai antrean panjang yang terjadi di Pelabuhan Ketapang.

3. ASDP hentikan sementara penjualan tiket penyeberangan Ketapang-Gilimanuk

Ini Strategi Pemerintah dan ASDP Urai Antrean di Ketapang-GilimanukIlustrasi penyerahan tiket Ferizy oleh penumpang ferry. (Dok. ASDP)

ASDP pun kemudian mengimbau masyarakat agar menunda sementara rencana perjalanan dengan kapal ferry lintas Ketapang-Gilimanuk. Hal itu lantaran alasan operasional dan antisipasi cuaca ekstrem, khususnya di perairan Selat Bali.

"Saat ini, untuk sementara kami tidak membuka penjualan tiket online Ferizy untuk lintas Ketapang-Gilimanuk, hingga antrian kendaraan yang memadati pelabuhan dapat diatasi. Mohon maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan. Untuk sementara agar dapat menunda perjalanan hingga kondisi kembali kondusif," ucap Syamsudin.

Baca Juga: ASDP Cetak Laba Bersih Rp585 M di 2022, Terbesar Sepanjang Sejarah

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya