Jos! Laba Antam Meroket 105 Persen ke Rp3,8 T Selama 2022

Emas masih jadi kontributor penjualan terbesar Antam

Jakarta, IDN Times - Emiten tambang mineral, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam sukses meraup laba bersih sebesar Rp3,82 triliun sepanjang 2022. Capaian itu meroket 105,23 persen dibandingkan periode 2021 yang hanya Rp1,86 triliun.

Melesatnya laba bersih Antam tidak terlepas dari pertumbuhan penjualan bersih seluruh komoditas mereka selama 2022.

Antam mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp45,93 triliun atau tumbuh 19 persen dibandingkan periode sama 2021 yang sebesar Rp38,45 triliun.

Baca Juga: BRI Cetak Laba Bersih Rp51,40 Triliun di 2022, Meroket 67,15 Persen!

1. Emas jadi kontributor terbesar penjualan Antam

Jos! Laba Antam Meroket 105 Persen ke Rp3,8 T Selama 2022Petugas menunjukkan emas batangan yang dijual di Butik Emas Antam, Jakarta, pada 28 Juli 2020. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

Penjualan emas masih jadi kontributor terbesar buat Antam, yakni sebesar Rp31,52 triliun atau naik 21,9 persen year on year (yoy) dibandingkan 2021 yang hanya Rp25,94 triliun. Itu merupakan 69 persen dari total penjualan Antam selama 2022.

Antam tercatat menjual 34,97 ton emas selama 2022. Angka itu lebih banyak 19 persen dibandingkan 2021 sebesar 29,39 ton.

"Atas capaian penjualan emas selama 2022, Antam kembai mencatatkan tingkat penjualan tertinggi produk emas sepanjang sejarah Perusahaan. Terkait dengan produksi emas, pada 2022 tercatat 1,27 ton logam emas dihasilkan dari tambang emas perusahan," ujar Sekretaris Perusahaan Antam, Syarif Faisal Alkadrie, dikutip dari keterbukaan informasi di situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), Minggu (26/3/2023).

Baca Juga: Laba Bersih Saratoga Susut 81 Persen, Nilai Aset Bersih Malah Melonjak

2. Capaian penjualan komoditas nikel

Jos! Laba Antam Meroket 105 Persen ke Rp3,8 T Selama 2022Produksi nikel PT Aneka Tambang Tbk (Antam). (dok. Antam)

Selain emas, Antam juga berhasil mencatatkan pertumbuhan penjualan dari komoditas feronikel dan biji nikel. Penjualan kedua komoditas itu masing-masing naik 7,83 persen yoy dan 17,91 persen yoy.

Produk feronikel merupakan kontributor terbesar kedua penjualan Antam dengan kontribusi sebesar Rp6,85 triliun atau 15 persen dari total penjualan selama 2022.

Kontribusi penjualan segmen nikel (produk feronikel dan bijih nikel) pada 2022 mencapai Rp12,03 triliun atau tumbuh 12 persen yoy dari penjualan 2021 sebesar Rp10,74 triliun.

"Secara umum kondisi volatilitas harga nikel global yang signifikan dipengaruhi dinamika kondisi geopolitik dan ekonomi global serta kebijakan lockdown penanganan pandemik COVID-19 di kawasan Asia Timur pada medio triwulan kedua tahun 2022 turut pula mempengaruhi tingkat penyerapan produk nikel di pasar ekspor maupun di dalam negeri," tutur Syarif.

Baca Juga: Dear Investor, Ini Jadwal Pembagian Dividen BBRI, BMRI, BBNI, dan BBTN

3. Capaian penjualan komoditas bauksit dan alumina

Jos! Laba Antam Meroket 105 Persen ke Rp3,8 T Selama 2022Ilustrasi Kenaikan (IDN Times/Arief Rahmat)

Kontributor terbesar ketiga penjualan Antam selama 2022 datang dari segmen bauksit dan alumina yang mencapai Rp1,93 triliun. Angka tersebut tumbuh 35 persen yoy dibandingkan 2021 yang hanya Rp1,43 triliun.

Sejalan dengan pertumbuhan tersebut, segmen bauksit dan alumina juga mencatatkan penguatan profitabilitas. Hal itu dibuktikan lewat capaian laba bersih periode berjalan segmen tersebut yang mencapai Rp310 miliar, berbalik dari rugi pada 2021 sebesar Rp1,48 triliun.

Selain itu, penguatan kinerja segmen bauksit dan alumina pada 2022 juga tercermin melalui penguatan kemampuan keuangan PT Indonesia Chemical Alumina (PT ICA).

Entitas Anak Persusahaan yang memproduksi dan memasarkan produk chemical grade alumina tersebut telah melaksanakan pelunasan keseluruhan pokok pinjaman bank sebesar 3,55 miliar yen Jepang atau setara dengan 26,16 juta dolar AS.

"Optimalisasi tingkat produksi dan penjualan komoditas utama Antam mendukung capaian EBITDA 2022 yang mencapai sebesar Rp7,35 triliun, naik 29 persen dari EBITDA 2021 sebesar Rp5,71 triliun," kata Syarif.

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya