Kabar Baik! Utang Luar Negeri Indonesia Turun Jadi Rp5.966 T

Jumlah utang luar negeri Indonesia turun 4 persen

Jakarta, IDN Times - Bank Indonesia (BI) merilis jumlah terbaru utang luar negeri (ULN) Indonesia pada triwulan I 2021. BI mencatat, ULN Indonesia pada periode ini masih tetap terkendali.

Posisi ULN Indonesia pada akhir triwulan I 2021 tercatat sebesar 415,6 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara dengan Rp5.966 triliun.

"Jumlah itu turun 4 persen qtq (kuartal per kuartal), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada posisi ULN pada triwulan IV 2020 yang sebesar 417,5 miliar dolar AS. Perkembangan tersebut didorong oleh penurunan posisi ULN pemerintah," kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono, seperti dikutip IDN Times dari situs resmi BI, Jumat (21/5/2021).

Secara tahunan, ULN tumbuh sebesar 7 persen yoy (tahun per tahun), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan I 2020 yang sebesar 3,5 persen yoy.

Baca Juga: Utang Luar Negeri RI Tembus Rp6.140 Triliun per Februari 2021

1. Penyebab penurunan utang luar negeri Indonesia

Kabar Baik! Utang Luar Negeri Indonesia Turun Jadi Rp5.966 TIlustrasi Utang (IDN Times/Mardya Shakti)

Lebih lanjut, Erwin menjelaskan, ULN Indonesia pada triwulan I 2021 lebih rendah, jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya atau pada triwulan IV 2020.

Posisi ULN pemerintah pada triwulan I 2021 mencapai 203,4 miliar dolar AS atau lebih rendah 1,4 persen qtq dibandingkan dengan posisi pada triwulan IV 2020.

"Penurunan tersebut antara lain karena pelunasan atas pinjaman yang jatuh tempo selama Januari hingga Maret 2021, yang sebagian besar merupakan pinjaman bilateral," ujar Erwin.

Namun, secara tahunan, ULN pemerintah pada triwulan I 2021 justru tumbuh 12,4 persen yoy jika dibandingkan triwulan I 2020 yang sebesar 3,3 persen yoy.

Hal itu terjadi lantaran adanya dukungan dan kepercayaan investor asing yang tetap terjaga, dan membuat aliran modal terdorong masuk ke pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik.

"Selain melalui SBN, pemerintah juga melakukan penarikan sebagian komitmen pinjaman luar negeri, baik dari bilateral, multilateral, maupun komersial, dalam upaya mendukung penanganan pandemik COVID-19 dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)," kata Erwin.

2. Pengelolaan ULN secara terukur oleh pemerintah

Kabar Baik! Utang Luar Negeri Indonesia Turun Jadi Rp5.966 TIDN Times/Arief Rahmat

Erwin mengklaim pemerintah tetap memanfaatkan utang tersebut dengan hati-hati, kredibel, dan akuntabel untuk mendukung belanja prioritas pemerintah.

Di antaranya untuk sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib 17,7 persen dari total ULN pemerintah, sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial 17,1 persen, sektor jasa pendidikan 16,2 persen, sektor konstruksi 15,3 persen, dan sektor jasa keuangan dan asuransi 12,9 persen.

"Posisi ULN pemerintah triwulan I 2021 relatif aman dan terkendali mengingat hampir seluruhnya merupakan ULN dalam jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9 persen dari total ULN pemerintah.," kata Erwin.

3. ULN swasta tetap didominasi ULN jangka panjang

Kabar Baik! Utang Luar Negeri Indonesia Turun Jadi Rp5.966 TIlustrasi utang (IDN Times/Arief Rahmat)

Lebih lanjut, Erwin menjelaskan, pertumbuhan ULN swasta pada triwulan I 2020 tercatat 2,3 persen yoy atau melambat bila dibandingkan dengan pertumbuhan yang terjadi pada triwulan sebelumnya, yakni sebesar 3,8 persen yoy.

Hal itu disebabkan melambatnya pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan sebesar 5,2 persen yoy, lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 6,6 persen yoy.

Sementara, pertumbuhan ULN lembaga keuangan mengalami kontraksi semakin dalam yakni 7,1 persen, atau lebih rendah besar kontraksi pada triwulan I 2020 yang sebesar 5,7 persen.

"Dengan perkembangan tersebut, posisi ULN swasta pada triwulan I 2021 mencapai sebesar 209,4 miliar dolar AS, atau sedikit lebih tinggi 0,6 persen qtq dibandingkan dengan posisi pada triwulan IV 2020," terang Erwin

Berdasarkan sektornya, ULN swasta terbesar dengan pangsa mencapai 77,4 persen bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap atau air panas, dan udara dingin, sektor pertambangan, dan penggalian, serta sektor industri pengolahan.

"ULN tersebut masih didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 78,2 persen terhadap total ULN swasta," jelas Erwin.

4. Rasio utang Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB)

Kabar Baik! Utang Luar Negeri Indonesia Turun Jadi Rp5.966 TIlustrasi Utang (IDN Times/Arief Rahmat)

Adapun secara keseluruhan, Erwin menilai, struktur ULN Indonesia tetap sehat dan terkendali. Hal itu ditunjukkan oleh ULN Indonesia yang tetap didominasi ULN berjangka panjang, dengan pangsa mencapai 89 persen dari total ULN.

"Rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tetap terjaga di kisaran 39,1 persen, menurun dibandingkan dengan rasio pada triwulan sebelumnya sebesar 39,4 persen," kata Erwin.

Baca Juga: Naik 4 Persen, Utang Luar Negeri Indonesia Capai Rp6.160 Triliun

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya