Kisah Sukses Bruule, Jualan Spaghetti Sampai 3.000 Loyang per Hari

Bruule pertama kali didirikan pada Maret 2020

Jakarta, IDN Times - Pandemik COVID-19 yang terjadi pada awal 2020 silam menjadi musibah sekaligus anugerah bagi Sarila Danubrata. Bagaimana tidak, Sarila justru mampu mendirikan Bruule di tengah bisnisnya yang tumbang kala pandemik COVID-19.

Berbekal resep turun-temurun warisan keluarga, pasangan suami-istri Reza Harisky dan Sarila Danubrata serta rekannya Chaka Ramadhan mendirikan Bruule pada Maret 2020.

Kehadiran Bruule merupakan upaya terakhir dari Sarila dan rekan-rekan untuk bertahan hidup karena bisnis perhotelan yang dimiliki Reza tumbang akibat pandemik.

Berbagai tantangan pun mewarnai upaya Sarila mendirikan Bruule yang merupakan bergerak di sektor food and beverages (F&B).

"Tantangan banyak, terutama di awal apalagi pas masa PSBB keberadaan bahan baku gak semudah sekarang. Untuk modal juga benar-benar gak ada, kami pakai uang PO (preorder) buat beli bahan baku," kata Sarila dalam pernyataannya, dikutip Minggu (14/5/2023).

Baca Juga: Kisah Sukses Marie, Nasabah yang Dapat Pendampingan Usaha dari PNM

1. Kesulitan membeli oven

Kisah Sukses Bruule, Jualan Spaghetti Sampai 3.000 Loyang per Hariilustrasi oven (freepik.com/Freepik)

Dalam bisnisnya, Bruule menjual berbagai jenis pasta panggang seperti spaghetti, lasagna, dan mac n cheese. Oleh karena itu, oven menjadi salah satu alat yang wajib dimiliki.

Namun, ketika awal merintis Bruule, Sarila mengakui tidak punya cukup dana untuk bisa membeli oven. Dia bahkan memanfaatkan cicilan di sebuah marketplace untuk bisa memiliki oven tersebut.

"Mau beli oven harga Rp5 juta aja gak bisa, gak ada duit. Akhirnya kami beli lewat Tokopedia dan itu nycil selama enam bulan," kata Sarila.

2. Kesulitan dari sisi SDM

Kisah Sukses Bruule, Jualan Spaghetti Sampai 3.000 Loyang per HariGerai fisik Bruule di PIM (dok. Bruule)

Tantangan lain yang dihadapi Sarila dan rekan-rekannya ketika awal merintis Bruule adalah kehadiran sumber daya manusia (SDM).

Sarila mengakui, pandemik COVID-19 telah membuat bisnis hotelnya benar-benar tutup dan itu memaksa dia untuk melakukan layoff terhadap karyawannya.

Penerapan PSBB pun semakin menyulitkan Sarila mendapatkan karyawan baru dan akhirnya Bruule dirintis hanya dengan delapan orang. Itu termasuk adik-adik Sarila yang ikut membantu mengembangkan Bruule.

"Sering waktu Bruule mulai tumbuh dan 90 persen karyawan (hotel) telah di re-higher kembali sekarang. Alhamdulillah sekarang sudah ada lebih dari 160 karyawan," ucap Sarila.

Baca Juga: Kisah Yesias Petrus, Batal jadi Pelaut Malah Sukses Berkarier di Telco

3. Kapasitas produksi Bruule

Kisah Sukses Bruule, Jualan Spaghetti Sampai 3.000 Loyang per HariSpaghetti dari Bruule (dok. Bruule)

Setelah tiga tahun berdiri, Bruule kini mampu memproduksi ribuan porsi makanan tiap harinya.

"Kapasitas produksi kita itu sekarang mungkin sehari itu untuk loyang spaghetti large bisa 3.000 per hari," ucap Sarila.

Adapun produksi makanan Bruule dilakukan di satu dapur utama atau main kitchen di sebuah rumah di bilangan Warung Buncit, Jakarta Selatan. Kebijakan produksi di dapur utama tersebut diakuti Sarila untuk menjaga kualitas dari Bruule.

"Tempat produksi semua ada di main kitchen, untuk menjaga kualitas produk yang kita punya lalu baru kita distrubusikan ke semua outlet kita," ucap Sarila.

4. Jumlah outlet penjualan Bruule

Kisah Sukses Bruule, Jualan Spaghetti Sampai 3.000 Loyang per HariGerai Bruule di Paradia, Cilandak (dok. Bruule)

Perkembangan kapasitas produksi tersebut tidak terlepas dari terus bertambahnya outlet Bruule di Jabodetabek. Sarila mengakui, saat ini pihaknya masih fokus menggarap pasar di Jabodetabek dengan keberadaaan 23 titik penjualan.

"Bruule Alhamdulillah ada di 23 titik penjualan di mana 11 di antaranya adalah gerai fisik di mall, sedangkan yang lainnya titik online. Dengan itu, kita punya lebih dari 11 ribu transaksi per bulan," kata Sarila.

Untuk saat ini, gerai fisik Bruule ada di Pondok Indah Mall (PIM), Plaza Senayan, Kota Kasablanka, Pacific Place, Puri Indah Mall, Paradia, Taka House, Bintaro (Creative Box), dan juga di Taman Mini (De Park).

Selain di Jabodetabek, Bruule juga sudah ada di Bandung dan Surabaya. Namun, keberadaan Bruule di sana masih sebatas titik-titik penjualan online, bukan gerai fisik seperti di Jabodetabek.

"Kita juga ada di Bandung dan Surabaya. Kalau di Bandung, titik online, secara online gitu. Kalau di Surabaya kita ada titik online nempel di coffeshop gitu," kata Sarila.

Baca Juga: Kisah Inspiratif Sigit Aprianto, Memulai Usaha di Ujung Timur NTB

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya