Kurs Rupiah Diramalkan Tertekan Sepanjang Hari

Rupiah dibuka melemah ke level Rp14.392

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah melemah terhadap mata uang dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan awal pekan atau Senin (7/2/2022).

Kurs rupiah dibuka melemah 12 poin ke level Rp14.392 per dolar AS pada perdagangan pagi ini.

Mengutip Bloomberg, hingga pukul 09.20 WIB, kurs rupiah masih mengalami pelemahan ke level Rp14.391 per dolar AS atau melemah 11 poin (-0,08 persen).

Sebelumnya, pada penutupan perdagangan akhir pekan atau Jumat, 4 Februari 2022 sore, kurs rupiah melemah tipis tiga poin ke level Rp14.380 per dolar AS.

1. Kurs rupiah berpotensi tertekan sepanjang hari

Kurs Rupiah Diramalkan Tertekan Sepanjang HariIlustrasi nilai tukar rupiah terhadap dollar naik (IDN Times/Arief Rahmat)

Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra menyatakan kurs rupiah berpeluang mendapatkan tekanan terhadap dolar AS selama seharian. Hal itu seiring dengan kenaikan yield obligasi Pemerintah AS.

Yield obligasi Pemerintah AS tenor 10 tahun telah menyentuh kisaran 1,9 persen. Angka tersebut belum pernah terjadi sejak Januari 2020 silam.

Kenaikan yield ini bisa mengindikasikan ekspektasi pasar terhadap kenaikan suku bunga acuan AS meningkat.

"Ekspektasi ini bisa mendorong penguatan dolar AS. Naiknya ekspektasi ini berkaitan dengan membaiknya situasi ketenagakerjaan di AS yang dilaporkan di akhir pekan lalu," kata Ariston kepada IDN Times, Senin pagi.

Baca Juga: Akhir Pekan, Rupiah Melemah ke Level Rp14.380 per Dolar AS

2. Kenaikan harga minyak mentah juga potensial menekan rupiah

Kurs Rupiah Diramalkan Tertekan Sepanjang HariIlustrasi kenaikan harga minyak (IDN Times/Arief Rahmat)

Selain itu, Ariston juga mengatakan, kenaikan harga minyak mentah global yang mendekati 100 dolar AS per barel bisa menjadi faktor yang memberikan tekanan terhadap rupiah hari ini.

Indonesia, sambung Ariston, bisa mendapatkan dampak negatif dari kenaikan inflasi yang disebabkan melonjaknya harga komoditas energi dunia.

"Kenaikan inflasi yang di luar target pemerintah bisa menganggu pemulihan ekonomi karena menurunkan daya beli masyarakat. Kemudian kenaikan harga minyak mentah juga berdampak ke penurunan surplus neraca perdagangan karena Indonesia adalah net importir minyak mentah. Bila neraca perdagangan sampai defisit lagi, rupiah bisa melemah," tutur dia.

Di sisi lain, situasi penularan COVID-19 varian Omicron yang terus bertambah tiap harinya juga meningkatkan kekhawatiran pasar dan berimbas pada tekanan terhadap rupiah.

3. Proyeksi posisi rupiah sore nanti

Kurs Rupiah Diramalkan Tertekan Sepanjang HariIlustrasi Kurs Rupiah. (IDN Times/Aditya Pratama)

Atas dasar faktor-faktor tersebut, Ariston memproyeksikan kurs rupiah bisa ditutup melemah pada akhir perdagangan nanti.

"Rupiah masih berpotensi melemah ke arah Rp14.400--Rp14.420 dengan potensi support di kisaran Rp14.350," kata dia.

Baca Juga: Kasus COVID-19 Meroket, Rupiah Lesu di Penutupan

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya