Lama Tidak Terdengar, Apa Kabar Bukit Algoritma?

Proyek Bukit Algoritma diklaim Budiman masih terus berjalan

Jakarta, IDN Times - Lama tidak terdengar kabarnya, proyek Bukit Algoritma diklaim masih terus berlangsung. Hal itu disampaikan oleh Budiman Sudjatmiko selaku orang pertama yang menggemakan proyek tersebut pada 2021 silam.

Menurut Budiman, sampai hari ini proyek Bukit Algoritma terus berjalan. Namun, pembangunannya tidak bisa secepat seperti yang direncanakan sebelumnya.

"Proyek Bukit Algoritma masih berjalan, gak mandek, masih berlangsung. Sekarang sudah ada investor dari Eropa, dari Prancis," ucap Budiman kepada IDN Times, Rabu (26/7/2023).

1. Fokus pengembangan Bukit Algoritma

Lama Tidak Terdengar, Apa Kabar Bukit Algoritma?ilustrasi dekarbonisasi. (enelgreenpower.com)

Bukit Algoritma yang diinisiasi oleh Kiniku Bintang Raya KSO dan dibangun oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang konstruksi PT Amarta Karya (AMKA) saat ini tengah mengalihkan fokus ke dekarbonisasi.

Namun, Budiman selaku Ketua Pelaksana Kiniku Bintang Raya KSO memastikan pengembangan infrastruktur teknologi informasinya juga terus berjalan.

"Sekarang, memang fokus pada dekarbonisasi. Tapi, infrastruktur IT-nya juga tengah dikembangkan. Ini kan karena proyek inovasi yang memang besar jadi gak bisa kayak bisnis yang apa-apanya mau cepat," ujar dia.

Baca Juga: Hasto PDIP Sindir Pertemuan Prabowo dan Budiman Sudjatmiko

2. Lokasinya masih tidak berubah

Lama Tidak Terdengar, Apa Kabar Bukit Algoritma?IDN Times/Margith Juita Damanik

Selain itu, Budiman juga memastikan lokasi pembangunan proyek Bukit Algoritma tidak berubah dari rencana awal. Pembangunan Bukit Algoritma mengambil lokasi di sebuah lahan di wilayah Sukabumi, tepatnya di Cikijang dan Cibadak.

Adapun lahan seluas 888 hektare disiapkan untuk pembangunan kawasan yang terdiri atas perusahaan startup dan fasilitas teknologi seperti laboratorium energi kuantum, kecerdasan buatan, teknologi nano, bioteknologi untuk pertanian dan kesehatan, serta teknologi baterai dan energi terbarukan.

"Lokasi masih belum berubah ya. Sekarang masih terus dikembangan infrastrukturnya," kata Budiman.

3. Bukit Algoritma disebut sebagai Silicon Valley-nya Indonesia

Lama Tidak Terdengar, Apa Kabar Bukit Algoritma?tech25s.com

Pada awal pembahasannya 2021 silam, Bukit Algoritma dielu-elukan sebagai Silicon Valley-nya Indonesia. Mengutip The Balance, Silicon Valley merupakan pusat dari banyak perusahaan teknologi inovatif yang berasal dari AS.

Berlokasi di selatan San Fransisco, California, Silicon Valley menjadi rumah dari 2.000 perusahaan teknologi. Itu sekaligus menjadikannya sebagai wilayah dengan pemusatan perusahaan teknologi terpadat di dunia.

Kedekatan yang terjadi dengan pemasok, pelanggan, dan penelitian mutakhir, menjadikan Silicon Valley sebagai kawah candradimuka yang mampu memberikan keunggulan kompetitif bagi masing-masing perusahaan di dalamnya.

Kebanyakan perusahaan teknologi di Silicon Valley merupakan pemimpin di masing-masing industri mereka, baik di sektor perangkat lunak, media sosial, dan fungsi internet lainnya.

Bukan hanya itu, perusahaan teknologi di Silicon Valley juga memproduksi banyak hal canggih lainnya seperti laser, serat optik, robot, dan peralatan medis.

Itulah mengapa pada akhirnya Silicon Valley mampu menciptakan sebuah pusat bagi perusahaan teknologi inovatif mendapatkan keuntungan dalam jumlah besar.

Dengan demikian, Silicon Valley bakal mencipatkan lebih banyak lapangan kerja, menyumbang lebih banyak pajak, dan memberikan harga saham yang lebih tinggi.

Selain itu, keberadaan Silicon Valley juga mampu memberikan AS sebuah keunggulan komparatif dibandingkan negara lain.

Kemudian, apakah Bukit Algoritma bakal bisa meniru Silicon Valley seperti ini? Dalam pernyataannya kepada IDN Times, Budiman menyatakan pihaknya memiliki keinginan Indonesia mampu menghadapi Revolusi Industri 4.0 melalui satu lokasi yang dapat menjadi pelopor transformasi digital secara besar-besaran.

Budiman yakin, Bukit Algoritma bisa menjadi pelopor tersebut dan sedikit banyak memiliki nuansa seperti Silicon Valley di AS.

"Tahap pertama itu tiga tahun, 353 hektare, untuk science dan theme park, pusat-pusat riset, pusat-pusat bisnis, pusat-pusat bisnis teknologi kesehatan, kemudian hub leisure park, kemudian semacam medical city dan pusat neuroscience dan biotek kemudian penginapan, kemudian plaza wisata teknologi," jelas dia.

Baca Juga: Budiman Sudjatmiko Siap Dipanggil PDIP Usai Temui Prabowo

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya