Lewat Bisnis O2O, Pasar Parahyangan Bikin Pasar Tradisional Naik Kelas

Jakarta, IDN Times - Pasar tradisional biasanya dikenal sebagai tempat yang becek, jorok, dan bau. Namun, gambaran pasar tradisional seperti itu coba diubah oleh manajemen Kotabaru Parahyangan di Bandung, Jawa Barat dengan menghadirkan Pasar Parahyangan.
Manajer Area Komersil Kotabaru Parahyangan, Audrey, mengatakan Pasar Parahyangan yang terletak di pusat area menawarkan lebih dari sekadar tempat belanja.
"Pasar Parahyangan adalah tempat di mana pengusaha mikro, petani, dan peternak, dapat menemukan wadah untuk menjajakkan produk yang beragam, selalu tersedia (no backlog), serta menghadirkan produk dari kualitas Grade A, B, C, dan edukasi dari produk yang dijajakan yang siap untuk dijual dalam skala besar," kata Audrey dalam keterangan resminya, dikutip Minggu (12/5/2024).
1. Para pedagang telah mengekspor produknya

Audrey menjelaskan, sejumlah pedagang di Pasar Parahyangan sudah mengekspor produk-produk lokal ke beberapa negara. Selain itu, produk-produk para pedagang di Pasar Parahyangan juga telah didistribusikan ke seluruh Indonesia.
"Ini adalah kesempatan bagi mereka untuk berbagi pengalaman dengan pengusaha lainnya, memberikan wawasan berharga tentang strategi pemasaran global, distribusi, dan standar kualitas internasional," ucap Audrey.
2. Dukungan agar pedagang dan pengusaha terus berkembang

Selain itu, dengan dukungan infrastruktur dan fasilitas yang modern, Audrey memastikan Pasar Parahyangan bakal menjadi sarana yang memungkinkan pengusaha mikro untuk berkembang dan memperluas jangkauan pasar mereka secara B2B/B2C.
Hal tersebut dilakukan dengan mengusung Tren Bisnis O2O (Online to Offline) sehingga dapat menarik calon pembeli potensial dari channel online untuk melakukan pembelian di toko fisik.
"Sederhananya, O2O dapat membawa konsumen dari media sosial ataupun iklan digital untuk berbelanja di toko fisik Pasar Parahyangan ataupun sebaliknya," kata Audrey.
3. Kehadiran sistem distribusi langsung produsen-konsumen

Di sisi lain, kehadiran sistem distribusi langsung dari produsen ke konsumen di Pasar Parahyangan akan memotong rantai penjualan hingga hanya tiga sampai empat tahap dari produsen ke konsumen.
Pedagang masih relevan untuk menetapkan harga lima sampai 10 persen lebih rendah atau tinggi tergantung pada kualitas produk. Dengan begitu konsumen bisa mendapatkan produk yang berkualitas dengan harga bersaing, bahkan mampu dijual dengan murah karena langsung dari produsennya.
"Pasar Parahyangan akan menjadi pusat bagi kolaborasi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," ujar Audrey.
Sementara itu, konsep penyajian produk pun diperhatikan secara detail dengan mengusung penyajian penjualan seperti pameran dan dengan standar kebersihan yang tinggi sehingga setiap pengunjung dapat merasa nyaman dan aman saat berbelanja.
Audrey mengungkapkan, standarisasi untuk setiap produk yang dijual juga menjadi prioritas dan memberikan jaminan kualitas untuk setiap transaksi yang merubah paradigma negatif berbelanja di pasar menjadi positif dan menyenangkan.
"Kami bangga menyediakan platform bagi pengusaha mikro dan pedagang berpengalaman dalam ekspor untuk bersama-sama tumbuh dan berkembang. Kami percaya bahwa kolaborasi seperti ini akan memperkaya ekosistem bisnis lokal dan membantu meningkatkan daya saing produk-produk Indonesia di pasar global," tutur Audrey.