OJK: Kepercayaan Investor di Pasar Modal Meningkat di 2021

Capaian pasar modal jauh di atas ekspektasi OJK

Jakarta, IDN Times - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK), Wimboh Santoso, mengungkapkan kepercayaan investor di pasar modal sudah meningkat pada tahun lalu. Hal itu dibuktikan lewat beberapa indikator yang terjadi sepanjang 2021.

"Sektor finansial stabil dengan beberapa indikator permodalan yang kuat. Likuiditas yang memadai, dan tentunya dapat kami sampaikan kredit sudah tumbuh di angka sementara 4,8 persen," kata Wimboh, dalam laporan disampaikan di Pembukaan Perdagangan Bursa Tahun 2022, Senin (3/1/2022)

Selain itu, Wimboh menambahkan dana masyarakat juga dalam posisi ample, yakni 10,57 persen pada tahun lalu. Kemudian, sektor asuransi juga membaik seiring dengan Risk Based Capital (RBC) yang jauh di atas minimal 120 persen atau ada di posisi 329 persen, baik untuk asuransi jiwa maupun umum.

1. Pencapaian di pasar modal melebihi ekspektasi

OJK: Kepercayaan Investor di Pasar Modal Meningkat di 2021(IDN Times/Aditya Pratama)

Wimboh pun mengungkapkan, capaian di pasar modal jauh di atas ekspektasi OJK. Hal itu tercermin lewat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang ditutup pada level 6.581,48 di akhir 2021.

"Kalau kita invest, ini return-nya sudah 10,08 persen. Ini termasuk jajaran terbaik di Asia. Selain itu, di luar dugaan, investor kita sudah naik yang pada 2020 hanya 3,8 juta sekarang 7,5 juta pada 2021. Ini menunjukkan investor-investor, terutama ritel dan millennial yang tadinya banyak konsumsi, sekarang banyak menabung di saham," tutur dia.

Bukan hanya itu, penghimpunan dana atau fundraising di pasar modal juga menunjukkan peningkatan luar biasa bila dibandingkan 2020. Pasar modal berhasil menghimpun dana sebesar Rp363 triliun dari 194 emiten sepanjang tahun lalu.

"Ini bersumber dari sektor teknologi dan keuangan. Ini adalah engine growth kita ke depan. Di samping itu, ini jauh lebih tinggi dari 2020 yang hanya Rp118 triliun, bahkan ini luar biasa dalam sejarah raising fund di pasar modal lebih tinggi dari pertumbuhan kredit yang hanya Rp228 triliun tahun lalu dan mudah-mudahan ini pertanda yang bagus untuk investasi ke depannya," kata Wimboh.

Baca Juga: IHSG Perkasa, Ini 10 Saham yang Moncer di Awal Perdagangan Bursa 2022

2. Nilai fundraising IPO tahun lalu pecahkan rekor

OJK: Kepercayaan Investor di Pasar Modal Meningkat di 2021Gedung Bursa Efek Indonesia. (IDN Times/Auriga Agustina)

Sementara itu, nilai penggalangan dana Initial Public Offering (IPO) tahun lalu berhasil memecahkan rekor sepanjang masa Bursa Efek Indonesia (BEI). Rekor tersebut dipecahkan oleh 54 perusahaan yang mencatatkan saham perdananya di BEI sepanjang tahun ini.

"Dari sisi supply side atau IPO perusahaan hingga akhir 2021 telah tercatat 54 perusahaan yang mencatatkan sahamnya di bursa dengan nilai fundraise Rp62,61 triliun yang merupakan nilai penggalangan dana tertinggi sepanjang sejarah BEI," kata Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi, dalam Konferensi Pers Penutupan Perdagangan BEI 2021, Kamis (30/12/2021).

Inarno menambahkan, pencapaian tersebut membuat 766 perusahaan sudah tercatat di BEI. Dia pun berharap tren positif pencatatan saham perdana perusahaan-perusahaan bisa berlanjut pada 2022 mendatang.

"Tren pencatatan ini diharapkan berlanjut tahun depan, karena di pipeline kita masih ada 26 saham yang masih dalam proses penawaran umum," ujar dia.

3. BEI jadi bursa yang paling banyak IPO di ASEAN

OJK: Kepercayaan Investor di Pasar Modal Meningkat di 2021Gedung Bursa Efek Indonesia. (IDN Times/Auriga Agustina)

Inarno pun mensyukuri capaian BEI, mengingat saat ini perekonomian tengah dalam tahap pemulihan akibat hantaman pandemik COVID-19.

Capaian itu juga membuat BEI jadi bursa dengan IPO paling banyak di Asia Tenggara.

"Hal ini patut kita syukuri. Dibandingkan dengan ASEAN, kita masih menjadi bursa dengan IPO terbanyak pada 2021. Indonesia tertinggi setelah itu Thailand, Malaysia, Singapura, dan Filipina," ucap Inarno.

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya