Pendapatan Meroket 503 Persen, AirAsia Malah Rugi Rp1,64 Triliun

Rugi AirAsia pada 2022 menurun dibandingkan 2021

Jakarta, IDN Times - PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP) menderita kerugian hingga Rp1,64 triliun sepanjang 2022. Kendati demikian, AirAsia tetap mampu membukukan kenaikan pendapatan dalam periode yang sama.

Mengutip laporan keuangan perseroan tahun buku 2022, rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk adalah sebesar Rp1,64 triliun.

Namun, angka tersebut mengalami penurunan hingga 29,58 persen jika dibandingkan tahun buku 2021. Pada 2021, AirAsia mencatat kerugian sebesar Rp2,34 triliun.

Baca Juga: GMFI Raup Pendapatan Bersih US$238,7 Juta Sepanjang 2022

1. Pendapatan AirAsia meroket

Pendapatan Meroket 503 Persen, AirAsia Malah Rugi Rp1,64 TriliunIDN Times/ Helmi Shemi

Di sisi lain, pendapatan AirAsia selama 2022 justru meroket hingga 503,9 persen secara tahunan alias year on year (yoy).

Pada 2022, AirAsia tercatat membukukan pendapatan Rp3,78 triliun, sedangkan pada tahun sebelumnya 2021 hanya sebesar Rp626 miliar.

Jika dibagi berdasarkan pusat operasi maka pendapatan AirAsia di Jakarta berkontribusi paling besar terhadap total pendapatan AirAsia Indonesia selama 2022.

Pendapatan AirAsia di Jakarta berkontribusi sebesar Rp1,73 triliun. Kemudian diikuti Denpasar (Rp1,11 triliun), Surabaya (Rp535,27 miiliar), dan Medan (Rp395,79 miliar).

2. Beban usaha mengalami kenaikan

Pendapatan Meroket 503 Persen, AirAsia Malah Rugi Rp1,64 TriliunSalah satu maskapai rute internasional yang melayani Lombok - Kuala Lumpur (www.twitter.com/@AirAsia)

Sejalan dengan kenaikan pendapatan tersebut, CMPP juga mencatatkan kenaikan beban usaha sebesar 121,34 persen yoy.

Pada 2021, beban usaha AirAsia sebesar Rp2,3 triliun, tetapi kemudian pada 2022 angka tersebut melonjak menjadi Rp5,09 triliun.

Adapun secara rinci beban usaha CMPP terdiri atas beban bahan bakar yang berkontribusi sebesar Rp1,87 triliun, beban perbaikan dan pemeliharaan Rp674,63 miliar, beban pelayanan pesawat dan penerbangan mencapai Rp398,37 miliar, dan beban gaji serta tunjangan hingga beban sewa pesawat masing-masing sebesar Rp351,32 miliar dan Rp143,38 miliar.

Baca Juga: Air Asia Buka Penerbangan Kuala Lumpur ke Bandara Kertajati 

3. Total aset, liabilitas, dan defisiensi modal CMPP

Pendapatan Meroket 503 Persen, AirAsia Malah Rugi Rp1,64 TriliunPesawat AirAsia (IDN Times/Helmi Shemi)

Kenaikan juga dialami CMPP dari sisi aset, liabilitas, dan defisiensi modal.

Untuk total aset, AirAsia mengalami pertumbuhan 4,28 persen menjadi Rp5,35 triliun pada 2022 dibandingkan 2021 yang hanya Rp5,13 triliun.

Kemudian, liabilitas CMPP juga naik dari sebelumnya Rp10,33 triliun pada 2021 menjadi Rp12,17 triliun selama 2022 (yoy). Sementara itu, defisiensi modal juga naik menjadi Rp6,81 triliun pada 2022 dibandingkan periode 2021 sebesar Rp5,19 triliun.

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya