Penjualan Domestik Turun, Unilever Indonesia Raih Laba Bersih Rp1,7 T

Penjualan bersih Unilever Indonesia sebesar Rp10,3 triliun

Jakarta, IDN Times - Pandemik COVID-19 tak membuat PT Unilever Indonesia Tbk mengalami kerugian. Hal itu terbukti lewat laba bersih yang dicatat oleh perseroan selama kuartal I 2021.

Selama periode tersebut, Unilever Indonesia mencatat laba bersih sebesar Rp1,7 triliun. Selain itu, perseroan juga mencatat adanya peningkatan marjin laba sebelum pajak berkat optimalisasi yang dilakukan seperti penekanan biaya operasional.

Presiden Direktur Unilever Indonesia, Ira Noviarti menyampaikan, catatan laba bersih lebih dari Rp1 triliun itu tak terlepas dari terganggunya pasar industri konsumen akibat pandemik COVID-19 selama setahun belakangan kemarin.

"Menghadapi pandemi yang berkepanjangan, perseroan tetap berfokus pada pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis jangka panjang yang ditentukan oleh tiga prioritas utama kami, yaitu ketersediaan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen, keselamatan dan kesejahteraan karyawan, dan berkontribusi pada berbagai upaya yang dilakukan pemerintah agar Indonesia segera bangkit lebih kuat pasca pandemi," jelas Ira dalam keterangan tertulis yang diterima IDN Times, Jumat (30/4/2021).

Baca Juga: Ini Cara Unilever Jadi Perusahaan Es Krim Terbesar Dunia

1. Pertumbuhan penjualan melambat, Unilever Indonesia catat penjualan bersih lebih dari Rp10 triliun

Penjualan Domestik Turun, Unilever Indonesia Raih Laba Bersih Rp1,7 TPresdir Unilever Ira Noviarti (IDN Times/Syarifah Noer Aulia)

Terganggunya pasar industri konsumen akibat pandemik COVID-19 membuat pertumbuhan penjualan domestik Unilever Indonesia melambat hingga 7,6 persen pada tahun berjalan Maret 2021. Namun, hal itu tak menghalangi Unilever Indonesia untuk mencatatkan penjualan bersih pada kisaran angka Rp10 triliun.

"Perseroan tetap berhasil mencatat penjualan bersih sebesar Rp10,3 triliun. Kategori makanan menjadi penopang utama pertumbuhan Perseroan dengan mencatat pertumbuhan 3,7 persen," ungkap Ira.

Adapun rinciannya, penjualan HPC sebesar Rp6,9 triliun dan penjualan F&R sebesar Rp3,4 triliun.

Baca Juga: 5 Fakta Unik tentang Unilever yang Belum Banyak Diketahui Orang

2. Strategi Unilever Indonesia menghadapi penurunan daya beli masyarakat

Penjualan Domestik Turun, Unilever Indonesia Raih Laba Bersih Rp1,7 TUnilever.co.id 

Salah satu strategi yang dijalankan Unilever Indonesia dalam merespons turunnya daya beli masyarakat akibat pandemik COVID-19 adalah dengan menyesuaikan harga dan ukuran kemasan produk mereka.

"Perseroan menempatkan perhatian pada aspek preferensi harga dan ukuran kemasan yang disesuaikan dengan daya beli masyarakat di masa pandemik seperti misalnya Lifebouy sabun cair kemasan Rp5.000 (harga rekomendasi) dan kecap Bango kemasan Rp3.000 (harga rekomendasi)," jelas Ira.

Selain itu, sambung Ira, perseroan juga meluncurkan beragam inovasi baru bagi konsumen berupa produk yang berkaitan dengan kesehatan dalam masa pandemik COVID-19 seperti Pepsodent Sensitive Mineral Expert, Zwitsal Hypoallergenic Formulation, dan Buavita dengan formulasi baru yang mengandung 100 persen Vitamin C kebutuhan harian untuk membantu jaga daya tahan tubuh para konsumen.

3. Unilever Indonesia luncurkan Unilever Muslim Center of Excellence (MCOE)

Penjualan Domestik Turun, Unilever Indonesia Raih Laba Bersih Rp1,7 TUnilever.co.id

Pada masa pandemik ini juga Unilever Indonesia meluncurkan Unilever Muslim Center of Excellence (MCOE) guna meraup potensi konsumen muslim di Indonesia. Melalui Unilever MCOE, Ira mengaku ingin berperan lebih dalam melahirkan rangkaian produk dan program yang relevan dengan kebutuhan muslim di Indonesia.

Unilever Muslim Center of Excellence akan menaungi apa yang disebut sebagai halal collaboration hub sebagai pusat insight bagi ragam inovasi dan produk yang sesuai dinamika kebutuhan konsumen muslim di Indonesia maupun kebutuhan muslim di dunia," jelas Ira.

Maka dari itu, Unilever MCOE yang berbasis di Indonesia bakal menjadi percontohan bagi pasar Unilever secara global. Dengan demikian, kata Ira, pasar Indonesia yang konsumen muslimnya sangat dinamis dan beragam dapat dikenal baik oleh dunia.

Dalam pembentukan Unilever MCOE, Unilever Indonesia tak hanya menggandeng Komite Nasional Ekonomi Keuangan Syariah (KNEKS), melainkan juga mendapat dukungan dari Muslim Advisory Board yang terdiri dari tokoh-tokoh muslim kompeten.

Hal itu semakin membuat Ira percaya bahwa Unilever MCOE bisa menciptakan produk-produk yang sesuai dengan preferensi umat muslim, tak hanya di Indonesia, melainkan juga di dunia.

"Kami yakin fasilitas ini mampu melahirkan blueprint yang bermanfaat bagi market-market muslim di negara-negara lain selain di Indonesia sekaligus mendorong volume ekspor Indonesia ke berbagai wilayah dunia," ungkap Ira.

Baca Juga: Sri Mulyani: Unilever Bisa Kuatkan Industri Halal Indonesia

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya