Profil Credit Suisse, Bank Global dengan Segudang Masalah

Credit Suisse telah berdiri sejak 1856

Jakarta, IDN Times - Credit Suisse tengah jadi perbincangan komunitas pasar keuangan dunia. Hal itu lantaran harga saham dan obligasinya yang anjlok dalam beberapa waktu belakangan sebagai imbas dari persoalan likuiditas dan permodalan yang menimpa mereka.

Rabu pekan lalu, saham bank asal Swiss tersebut anjlok lebih dari 20 persen. Saham perusahaan amblas setelah penyokong terbesarnya mengatakan tidak akan berinvestasi lebih banyak lagi di bank Swiss yang sedang bermasalah ini.

Ketua Saudi National Bank Ammar Al Khudairy dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg, menyatakan pemberi pinjaman dari negara Teluk ini tidak berniat memberikan lebih banyak modal kepada Credit Suisse.

"Jawabannya sama sekali tidak, karena berbagai alasan di luar alasan yang paling sederhana, yaitu peraturan dan undang-undang," ujarnya dilansir Business Insider, 16 Maret 2023.

Lantas, bagaimana sepak terjang dari Credit Suisse? Berikut IDN Times sajikan profil Credit Suisse yang dikutip dari berbagai sumber.

Baca Juga: UBS Akuisisi Credit Suisse, Ini Alasannya

1. Tentang Credit Suisse

Profil Credit Suisse, Bank Global dengan Segudang MasalahCredit Suisse (ANTARA/Xinhua/Lianyi)

Credit Suisse bukanlah bank baru dalam kancah perekonomian global. Bank tersebut telah berdiri sejak abad 18 lalu, tepatnya pada 1856.

Saat ini, Credit Suisse ditengarai memiliki 50.110 karyawan dan 3.520 relations manager yang tersebar di beberapa negara seperti Swiss, regional Eropa, regional Asia Pasifik, regional Amerika, Timur Tengah, dan Afrika.

Credit Suisse sendiri memiliki empat divisi bisnis utama, yakni wealth management, bank umum, bank investasi, dan manajer investasi. Adapun Credit Suisse saat ini memiliki dana kelolaan hingga 1,6 triliun Franc Swiss atau setara lebih dari Rp24 ribu triliun.

Credit Suisse pun hadir di Indonesia lewat layanan pialang saham dengan nama PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia.

Baca Juga: Saham Credit Suisse Bank Tergelincir Lebih dari 20 Persen

2. Satu dari lembaga keuangan terbesar di dunia

Profil Credit Suisse, Bank Global dengan Segudang MasalahIlustrasi Modal. (IDN Times/Aditya Pratama)

Credit Suisse telah lama dikenal sebagai salah satu lembaga keuangan terbesar di dunia.

Mengutip CNN Business, status Credit Suisse tersebut ditasbihkan oleh Financial Stability Board, sebuah badan internasional yang bertugas mengawasi sistem keuangan dunia.

Mereka menyebut Credit Suisse sebagai "bank global yang penting secara sistemik," bersama dengan 30 institusi keiangan lainnya seperti JPMorgan Chase, Bank of America, dan Bank of China.

"Credit Suisse pada prinsipnya menimbulkan perhatian lebih besar buat ekonomi global dibandingkan bank-bank regional AS yang beberapa waktu lalu ada di ujung tanduk. Credit Suisse jauh lebih terhubung secara global, bukan cuma masalah Swiss, melainkan masalah global," kata Andrew Kenningham dari Capital Economics, dikutip dari CNN Business, Selasa (21/3/2023).

Baca Juga: 3 Kesalahan yang Bikin Silicon Valley Kolaps Versi Bos BCA

3. Credit Suisse sering terlibat masalah

Profil Credit Suisse, Bank Global dengan Segudang MasalahIlustrasi penurunan nilai saham. (IDN Times/Arief Rahmat)

Kendati demikian, Credit Suisse telah berjuang selama bertahun-tahun untuk keluar dari segala macam masalah. Kenningham bahkan menilai Credit Suisse sebagai mata rantai terlemah di antara bank-bank di Eropa.

Credit Suisse kerap kali salah langkah dan mengalami kegagalan kepatuhan dalam beberapa tahun terakhir. Hal itu pun berujung pada kerugian hingga miliaran dan menyebabkan beberapa perombakan manajemen di top level.

Adapun selama satu dekade terakhir, Credit Suisse telah terkena denda dan penalti terkait penggelapan pajak, taruhan yang salah tempat, dan masalah lainnya.

Pada 2014 silam, Credit Suisse dinyatakan bersalah atas tuduhan federal yang secara ilegal mengizinkan beberapa kliennya dari AS untuk menghindari pajak mereka. Mereka pun akhirnya membayar total 2,6 miliar dolar AS kepada pemerintah federal dan regulator keuangan New York sebagai bagian dari penyelesaian kasus tersebut.

Reputasi Credit Suisse sebagai bank kelas dunia kemudian tercoreng oleh skandal akuntansi Luckin Coffee. Sebagai informasi, Luckin Coffee merupakan sebuah perusahaan asal China yang diklaim sebagai pesaing Starbucks.

Pada 2019, Luckin Coffee hendak go public di Nasdaq dan Credit Suisse bertindak sebagai penjamin emisinya. Namun, Luckin Coffee kemudian ditarik dari bursa AS setelah terbukti melakukan kecurangan dengan menggelembungkan penjualan sahamnya.

Kemudian pada 2021, jatuhnya dana lindung nilai AS, Archegos Capital merugikan Credit Suisse hingga 5,5 miliar dolar AS dan hal tersebut memberikan kerusakan cukup besar buat Credit Suisse.

Lalu pada 2022, Credit Suisse dilanda spekulasi media sosial terkait kehancurannya sebagai bank. Hal itu kemudian membuat banyak nasabahnya menarik miliaran dolar AS dari Credit Suisse.

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya