Raih Kinerja Positif, Sampoerna Tebar Dividen Rp6,3 Triliun

Penjualan HMSP meningkat 12,5 persen selama 2022

Jakarta, IDN Times - PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) atau Sampoerna berhasil membukukan kinerja keuangan positif selama 2022. Hal itu dibuktikan lewat peningkatan dari sisi penjualan bersih menjadi sebesar Rp111,2 triliun atau meningkat 12,5 persen dari Rp98,9 triliun pada 2021.

Peningkatan penjualan bersih Sampoerna didorong oleh total volume penjualan sebesar 86,8 miliar unit atau naik 4,8 persen dari tahun sebelumnya. Adapun peningkatan volume penjualan didorong merek premium di berbagai segmen utama seperti Sampoerna A, Dji Sam Soe, dan Marlboro.

"Kinerja kami di tahun 2022 mencerminkan fundamental bisnis yang kokoh dengan kekuatan portofolio merek kami di segmen sigaret buatan mesin maupun linting tangan, jangkauan pasar yang kuat, dan organisasi yang tangguh. Meskipun profitabilitas kembali mengalami penurunan dan masih berada jauh lebih di bawah tingkat pra-pandemi, indikator profitabilitas utama meningkat selama paruh kedua tahun 2022, baik dibandingkan paruh pertama maupun dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang didorong oleh net pricing positif atau kenaikan harga sejak kuartal ketiga tahun 2022," tutur Presiden Direktur Sampoerna, Vassilis Gkatzelis dalam pernyataan resmi yang diterima IDN Times, Senin (12/6/2023).

Baca Juga: Laba Bersih Sampoerna Turun Jadi Rp4,9 Triliun Imbas Cukai Rokok Naik

1. Kinerja positif Sampoerna berlanjut pada 2023

Raih Kinerja Positif, Sampoerna Tebar Dividen Rp6,3 Triliunilustrasi laba bersih (IDN Times/Aditya Pratama)

Vassilis menambahkan, momentum positif Sampoerna berlanjut hingga kuartal-I 2023. Selama periode tersebut, Sampoerna meraup pendapatan bersih Rp27 triliun dan laba bersih Rp2,2 triliun.

Capaian tersebut naik masing-masing sebesar 3,1 persen dan 12,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

"Pada kuartal pertama tahun 2023 ini, pangsa pasar Sampoerna meningkat menjadi 28,5 persen atau naik 0,2 basis poin dibandingkan kuartal-I 2022," kata Vassilis.

Baca Juga: PT Sampoerna Berhasil Bermitra dengan 21 Ribu Petani Tembakau 

2. Sampoerna bagikan dividen Rp6 triliun lebih

Raih Kinerja Positif, Sampoerna Tebar Dividen Rp6,3 Triliunilustrasi dividen (IDN Times/Esti Suryani)

Sejalan dengan kinerja keuangan yang positif tersebut, Sampoerna memastikan bakal membagikan dividen kepada para pemegang sahamnya.

Sampoerna bakal memberikan dividen senilai lebih dari Rp6,362 triliun dari saldo laba perseroan untuk tahun buku 2022. Adapun rasio pembayaran dividen tersebut sebesar 100 persen atau Rp54,7 per saham.

"Kami mengapresiasi Pemerintah Indonesia atas penetapan kebijakan Cukai Hasil Tembakau lintas tahun untuk tahun 2023-2024 yang memberikan kepastian berusaha. Kami berharap hal ini dapat diimbangi dengan kebijakan Pemerintah berikutnya yang dapat mendukung keberlangsungan industri tembakau dan menyokong pemulihan ekonomi ke tingkat pra-pandemi," beber Vassilis.

Baca Juga: Kemnkeu Revisi Tarif Cukai, Anggota DPR Sebut PT Sampoerna Diuntungkan

3. Sampoerna resmikan pabrik produk tembakau bebas asap

Raih Kinerja Positif, Sampoerna Tebar Dividen Rp6,3 Triliunvaping360.com

Lebih lanjut Vassilis mengatakan, iklim usaha yang dapat diprediksi adalah kunci dalam mewujudkan penciptaan nilai berkelanjutan untuk ekosistem lebih luas, terutama bagi perusahaan dengan rekam jejak investasi panjang di Indonesia.

Untuk itu, Sampoerna baru-baru ini meresmikan fasilitas produksi untuk produk tembakau inovatif bebas asap di Karawang, Jawa Barat.

Fasilitas produksi produk tembakau inovatif bebas asap di Indonesia untuk batang tembakau dipanaskan merupakan yang pertama di Asia Tenggara dan ketujuh di dunia.

Realisasi investasi ini menjadi bagian dari upaya Sampoerna dalam mendukung prioritas pemerintah dalam mendorong investasi, meningkatkan ekspor barang jadi, dan hilirisasi industri.

"Investasi jangka panjang Sampoerna merupakan bukti kepercayaan kami akan kepastian iklim investasi dan usaha di Indonesia. Di samping pembangunan pabrik, Sampoerna juga menciptakan nilai tambah ekonomi dan dampak sosial yang mencakup peningkatan kapasitas riset, penyerapan tenaga kerja berketerampilan tinggi, pembelian pasokan tembakau lokal, pemberdayaan UMKM yang mencakup dukungan digitalisasi maupun peningkatan kapasitas peritel tradisional, pengoperasian pusat layanan digital, dan peningkatan kinerja ekspor," tutur Vassilis.

Topik:

  • Dheri Agriesta

Berita Terkini Lainnya