Ribut-ribut Pertalite Langka, Pertamina: Stok Aman

Level ketahanan Pertalite 18-20 hari

Jakarta, IDN Times - Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) menjamin stok bahan bakar minyak (BBM) jenis RON 90 alias Pertalite aman dalam beberapa hari ke depan.

Hal tersebut disampaikan Pjs. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting guna menepis isu yang menyebutkan Pertalite menjadi langka akibat kenaikan harga Pertamax.

"Stok Pertalite mencukupi dan kami pastikan untuk memasok ke semua SPBU sesuai kebutuhan dan saat ini kita jaga di level 18 sampai 20 hari," ucap Irto kepada IDN Times, Senin (4/4/2022).

Baca Juga: Harga Pertamax Naik, Pertalite Mulai Langka di Kota Bandung

1. Masyarakat tak perlu khawatir Pertalite langka

Ribut-ribut Pertalite Langka, Pertamina: Stok AmanIDN Times/Holy Kartika

Oleh karena itu, sambung Irto, masyarakat tak perlu khawatir Pertalite hilang dari peredaran karena Pertamina telah menyiapkan stok yang cukup di SPBU.

"Kami sudah melakukan build up stok di SPBU SPBU. Beberapa terminal BBM kami aktifkan hingga malam hari bahkan ada yang beroperasi sampai 24 jam. Ini untuk memastikan ketersediaan BBM untuk kebutuhan masyarakat," kata dia.

Baca Juga: Harga Pertamax Mahal, Konsumen Berpotensi Migrasi ke Pertalite

2. Pertamina tegaskan harga Pertalite masih tetap

Ribut-ribut Pertalite Langka, Pertamina: Stok AmanIlustrasi SPBU (IDN Times/Shemi)

Irto pun kembali menegaskan bahwa harga Pertalite masih tetap sama, yakni Rp7.650 per liter.

Harga BBM yang mengalami kenaikan hanya untuk jenis RON 92 atau Pertamax.

"Masih ada masyarakat yang menyangka pertalite naik, kami tegaskan harga Pertalite tidak berubah," ucap Irto.

3. Migrasi pengguna Pertamax ke Pertalite bisa munculkan kelangkaan

Ribut-ribut Pertalite Langka, Pertamina: Stok AmanPertalite. (Dok. Pertamina)

Sebelumnya diberitakan, migrasi pengguna Pertamax ke Pertalite bisa menjadi dampak tak terhindarkan dari kenaikan harga Pertamax.

Direktur Executive Energy Watch, Mamit Setiawan menyatakan potensi migrasi tersebut muncul akibat disparitas harga antara Pertamax dan Pertalite terlampau besar.

"Kalau migrasi pasti ada ya. Gak mungkin gak ada ya migrasi karena memang ya namanya disparitas harga cukup tinggi di mana saat ini Pertalite Rp7.650, sedangkan Pertamax kan Rp12.500 berarti sekitar lima ribuan," ujar Mamit, kepada IDN Times, Jumat (1/4/2022).

Migrasi, sambung Mamit, adalah hal yang wajar pada masa awal kenaikan harga Pertamax. Itu merupakan respons dasar dari masyarakat untuk menanggapi kenaikan harga Pertamax.

Di sisi lain, migrasi pengguna Pertamax ke Pertalite juga memungkinkan terjadinya kelangkaan jika Pertamina tak mampu mengatur distribusi Pertalite dengan baik.

"Saya kira ini mesti diperhatikan juga bahwa kemungkinan terjadinya kekosongan seperti solar subsidi saat ini mungkin terjadi, tapi saya kira Pertamina dan BPH Migas tinggal mengatur agar kuota ini tepat sasaran, ke orang-orang yang memang harus dberikan subsidi," tutur Mamit.

Baca Juga: Harga BBM di Rusia Setara Pertamax Rp6.800 per Liter, Murah Banget!

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya