Target Pertumbuhan Ekonomi 5,7 Persen di 2024 Dinilai Terlalu Muluk

Pemerintah selalu menetapkan target yang tinggi

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo mencanangkan pertumbuhan ekonomi pada kisaran 5,3 hingga 5,7 persen pada 2024 mendatang. Kendati begitu, Direktur Riset CORE Indonesia, Akhmad Akbar Susamto menyatakan bahwa target pertumbuhan ekonomi tersebut terlalu tinggi

Hal tersebut merupakan kebiasaan pemerintah dan target itu sendiri jarang tercapai.

"Kalau sampai 5,7 ketinggian. Hampir pasti, kecenderungan pemerintah ketika membuat prediksi itu selalu optimistis, itu selalu terjadi dan hampir pasti bahwa angka tertinggi tidak akan tercapai. Pengalaman selalu begitu, dari angka yang diumumkan pasti tinggi banget," tutur Akbar selepas diskusi di Jakarta, Selasa (16/5/2023).

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Stabil di Level 5 Persen Sejak Q4 2021

1. Tidak diketahui alasan pemerintah pasang target tinggi

Target Pertumbuhan Ekonomi 5,7 Persen di 2024 Dinilai Terlalu MulukIlustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Akbar menambahkan, tidak ada alasan pasti yang membuat pemerintah mencanangkan target pertumbuhan ekonomi setinggi itu. Akbar pun menyangsikan target tersebut bisa direalisasikan tahun depan.

"Saya tidak bisa mengatakan apa alasan di balik itu karena saya belum baca dan mereka juga gak membuka ke publik kan. Namun, pertama, sudah menjadi kebiasaan bahwa proyeksi pemerintah itu selalu optimistis. Kedua, kalau saya lihat tahun depan 5,7 gak (sampai), 5,3 persen pun kayaknya gak sampai," ucap dia.

Baca Juga: Ada Pemilu 2024, OJK Ramalkan Perekonomian Indonesia Bakal seperti Ini

2. Kehadiran Pemilu 2024

Target Pertumbuhan Ekonomi 5,7 Persen di 2024 Dinilai Terlalu MulukIlustrasi Pemilu (IDN Times/Mardya Shakti)

Kendati demikian, Akbar melihat gelaran Pemilu 2024 bisa menjadi salah satu pendongkrak perekonomian tahun depan. Namun, Pemilu 2024 juga bisa membuat sebagian masyarakat melakukan perilau wait and see.

"Pemilu itu di satu sisi bisa membantu mendorng pertumbuhan ekonomi karena banyak aktivitas macam-macam, tetapi juga di sisi lain biasanya akan diikuti perilaku sebagian orang menunggu," kata Akbar.

Akbar menambahkan, pengalaman yang lalu menunjukkan bahwa laju pertumbuhan ekonomi justru tertahan ketika ada Pemilu. Hal itu tidak terlepas dari dunia usaha yang juga menerapkan sikap wait and see.

Baca Juga: Airlangga Pamer Ekonomi Indonesia di Q1 Kalahkan AS dan China 

3. Asumsi ekonomi makro 2024

Target Pertumbuhan Ekonomi 5,7 Persen di 2024 Dinilai Terlalu MulukAirlangga Hartarto (IDN Times/Aryodamar)

Sebelumnya diberitakan, keputusan Presiden Jokowi menargetkan pertumbuhan ekonomi 5,3 persen hingga 5,7 persen pada 2024 telah dibahas dalam rapat terbatas (ratas) terkait Kerangka Ekonomi Makro (KEM) dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (PPKF) Tahun 2024.

"Tema RKP dan KEM-PPKF adalah mempercepat transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Nah, indikasinya di tahun 2024 proyeksi pertumbuhan di 5,3 persen sampai 5,7 persen," kata Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, 20 Februari lalu.

Airlangga juga memaparkan sejumlah asumsi ekonomi makro 2024 dalam pembahasan terkini, yakni sebagai berikut:

  • Pertumbuhan ekonomi: 5,3-5,7 persen
  • Inflasi: 1,5-3,5 persen
  • Nilai tukar rupiah: Rp14.800-Rp15.400
  • Suku bunga SPN: 6,5-7,4 persen
  • Harga minyak mentah Indonesia (ICP): 75-85 dolar AS per barel
  • Lifting minyak: 592.000-651.000 barel per hari
  • Lifting gas: 1.007.000-1.058.000 setara minyak per hari
  • Rasio kemiskinan 6,5-7,5 persen
  • Gini ratio 0,36-0,37
  • Pengangguran 3,6-4,3 persen

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya