Tekan Impor, Kimia Farma Produksi 12 Bahan Baku Obat hingga 2022

Sebanyak 90 persen bahan baku obat masih impor

Jakarta, IDN Times - Bahan baku obat (BBO) saat ini masih menjadi tantangan dalam industri farmasi nasional. Produksi obat di dalam negeri bergantung pada bahan baku yang 90 persen lebih mesti impor.

Hal itu yang kemudian membuat pemerintah ingin agar BBO juga bisa diproduksi di dalam negeri. PT Kimia Farma Tbk (KAEF) selaku Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pun mendapatkan mandat untuk mengerjakan hal tersebut lewat Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan.

Direktur Utama Kimia Farma, David Utama menyatakan, upaya pemerintah agar BBO bisa diproduksi di dalam negeri merupakan sebuah program ketahanan nasional yang penting untuk dilakukan.

"Artinya begini kalau kita tidak menyiapkan seperti itu ke depannya menjadi challenge buat Indonesia, kita berharap gak ada pandemi (lagi), tapi kalau sampai itu kejadian dan kita gak siap makanya 2024 itu menjari critical buat kita dan semua itu hrs selesai," ucap David kepada awak media di Cikarang, Senin (3/10/2022).

Baca Juga: Kimia Farma Angkat Wiku Adisasmito Jadi Komisaris, Dirut Diganti

1. Bekerja sama dengan Korea Selatan

Tekan Impor, Kimia Farma Produksi 12 Bahan Baku Obat hingga 2022Pabrik pembuatan bahan baku obat Kimia Farma Sungwun Pharmacopia di Cikarang, Jawa Barat (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Guna merealisasikan hal tersebut, Kimia Farma menggandeng perusahaan farmasi asal Kora Selatan, Sung Wun Pharmacopia Co, Ltd. dan membentuk PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia (KFSP) selaku anak usaha.

KFSP memiliki pabrik atau fasilitas produksi di Cikarang, Jawa Barat yang dibangun sejak 2018 silam. Sampai dengan hari ini, KFSP telah memilki sertifikat Cara Pembuatan Bahan Baku Aktif Obat yang Baik dari Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM) RI.

"Makanya programnya itu program strategis, makanya program itu program ketahanan nasional, program itu program kemandirian karena Pak Presiden sudah mengatakan industri kesehatan kita ini harus mampu untuk menjadi mandiri, kalau gak ya tergantung terus," tutur David.

Baca Juga: Cerita Indira Arum Asal Makassar Rasakan Sehari Jadi Dirut Kimia Farma

2. Ada 12 BBO yang telah diproduksi oleh KFSP

Tekan Impor, Kimia Farma Produksi 12 Bahan Baku Obat hingga 2022ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

KFSP, kata David, telah mampu memproduksi 12 BBO dengan sertifikat GMP dari BPOM sehingga siap dugunakan untuk seluruh industri farmasi dalam negeri.

12 item BBO tersebut di antaranya adalah sebagai berikut:

  • 3 BBO anti kolesterol yaitu Simvastatin, Atorvastatin, dan Rosuvastatin
  • 1 BBO anti platelet untuk obat jantung yaitu Clopidogrel
  • 2 BBO anti virus Entecavir dan Remdesivir
  • 4 BBO Anti Retroviral (ARV) untuk HIV AIDS, yaitu Tenofovir, Lamivudin, Zidovudin, dan Efavirenz
  • 1 BBO untuk diare, yaitu Attapulgite
  • 1 BBO untuk antiseptic dan desinfectan, yaitu Iodium Povidon

"Saat ini sudah ada 12 BBO. Rencananya sampai 2024 itu akan ada 28 BBO dan targetnya bisa menurunkan impor BBO antara 17 sampai 20 persen," kata David.

3. Pemerintah targetkan tekan impor BBO lewat Holding BUMN Farmasi

Tekan Impor, Kimia Farma Produksi 12 Bahan Baku Obat hingga 2022Menteri BUMN, Erick Thohir usai menghadiri di Pembukaan Masa Persidangan I Tahun 2022-2023 di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (16/8/2022). (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Sebelumnya diberitakan, Menteri BUMN, Erick Thohir mengatakan sinergi antara Bio Farma, Indo Farma, dan Kimia Farma dalam Holding BUMN farmasi bakal bisa menekan impor BBO secara signifikan dalam beberapa tahun mendatang.

"Nah, ini kalau digabungkan kita berharap dalam empat tahun ke depan kita bisa menekan impor bahan baku obat sampai 75 persen. Jadi, yang 95 persen turun jadi 20 persen saja," ujar Erick beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Erick Thohir: Holding BUMN Farmasi Mampu Tekan Impor Bahan Baku Obat

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya