Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Keren! Simak Kisah Rizki Tingkatkan Industri Gula di Desa Kemawi

SIA Rizki.jpg
Rizki Dwi Rahmawan (Dok. PT Astra Internasional Tbk)

Rizki Dwi Rahmawan tidak menunggu peluang jatuh dari langit. Tapi, justru menciptakannya. Kejelian dalam membaca situasi tempat lahirnya, Desa Kemawi, Banyumas, dipetakan dengan apik. Menurut Rizki kekayaan alam pohon kelapa yang subur, jika dikelola dengan baik akan tingkatkan kesejahteraan desanya. 

Perlahan tapi pasti, Rizki berhasil menimbulkan detak ekonomi dan angin segar bagi Desa Kemawi. Tak heran kalau Rizki juga salah satu Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2013. Bagaimana perjalanannya? Simak lengkapnya, ya!   

1. Olah air nira dengan efektif menjadi gula

Rizki sowan ke para petani nira. Lalu menjelaskan bahwa ada cara untuk mengolah nira yang efektif untuk menjadi gula jawa atau kristal. Tak selamanya mulus, ada yang menerima, ada pula yang menolak. “Mungkin penolakan itu karena para petani punya kebiasaan tersendiri dalam mengolahnya,” tutur Rizki saat diwawancarai IDN Times (20/5). 

Pada intinya, Rizki memperkenalkan dan memberi pelatihan untuk menggunakan teknologi modern dalam proses pengolahannya. Harapannya bukan hanya efektif, tapi kualitas produk akan meningkat. Sebab, visinya tak hanya dipasarkan domestik tetapi juga manca negara.

2. Perluas pasar hingga luar negeri

“Kita ingin untuk bisa ekspor. Karena gula pada dasarnya juga memiliki permintaan yang besar,” kata Rizki. Namun, untuk memperluas pasar, tantangan terbesarnya adalah pada segi kualitas. 

Selain itu, menemukan pembeli juga penting. Rizki juga sangat fokus untuk melakukan pemasaran secara daring atau luring. Dirinya membuat website tersendiri untuk bisa menjangkau calon pembeli secara efisien, namun juga sering untuk mengikuti pameran di dalam negeri hingga luar negeri.

3. Inisiatif berbuah positif baik ekonomi dan sosial

Rizki juga terlihat bersyukur, berkat dedikasi para petani dan dirinya terlihat perubahan yang positif dengan meningkatnya pendapatan para petani. Akibatnya, taraf hidup berangsur semakin baik. Selain itu, kolaborasi antara Rizki dan petani juga menciptakan rasa kebersamaan dan saling mendukung dalam komunitas.

“Hampir satu dekade harga gula cenderung stabil atau bahkan naik. Sekarang di kisaran Rp30 ribuan per kilo dan permintaan luar negeri juga mulai banyak,” jelas Rizki.

Namun, memang masih ada tantangan tersendiri untuk mengembangkan industri gula di Desa. Mulai dari visi, strategi, kolaborasi dan eksekusi yang wajib dibenahi untuk terus naik kelas. Ia pun mengaku untuk terus ingin belajar dan berusaha lebih keras untuk mencapainya.

4. SATU Indonesia Awards jadi tempat Rizki belajar dan terinspirasi

Rizki juga bercerita saat dirinya terpilih jadi Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2013 saat itu, menjadi salah satu momen untuk terus belajar. “Apalagi, saat itu yang paling penting adalah saya bisa networking dengan orang-orang hebat dan belajar dari mereka,” katanya. 

Rizki juga mengajak para teman-teman yang memiliki sebuah kegiatan atau gerakan yang memberikan dampak positif pada masyarakat untuk ikut SATU Indonesia Awards. Karena bukan hanya pendampingan, tapi juga bisa mempertajam tujuan kenapa melakukan kegiatan itu untuk menciptakan langkah-langkah yang lebih baik. 

Rizki mengaku dampaknya juga luar biasa bagi pengembangan diri serta industri gula yang dikembangkannya. Contohnya, Rizki masih ingin meningkatkan proses produksi yang lebih proper dan efisien. Hal itu perlu pihak ketiga untuk bisa membantu di dalamnya. “Maka kehadiran seperti ASTRA ini bisa sangat membantu kami,” jelas Rizki. 

Apakah kamu ingin menjadi seperti Rizki? Yuk, ikut 16th SATU Indonesia Awards 2025! Lihat persyaratannya di sini. (WEB/BAP)

Share
Topics
Editorial Team
Bima Anditya Prakasa
EditorBima Anditya Prakasa
Follow Us