Sementara itu, Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede mengatakan nilai tukar rupiah pada hari Kamis bergerak cenderung sideways dan ditutup melemah tipis sebesar 0,09 persen ke level Rp16.285 per dolar AS.
Di sisi lain, pergerakan rupiah dipengaruhi oleh rilis Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kuartal II-2025 oleh Bank Indonesia (BI), yang mencatat defisit sebesar 6,74 miliar dolar AS meningkat dibandingkan defisit USD0,79 miliar pada kuartal sebelumnya.
"Pelebaran defisit tersebut disebabkan oleh membesarnya defisit pada neraca transaksi berjalan maupun neraca transaksi finansial, yang dipicu oleh meningkatnya ketidakpastian global akibat Trade War 2.0 serta eskalasi ketegangan geopolitik. Defisit transaksi berjalan melebar menjadi 3,01 miliar dolar AS atau turun 0,84 persen dari PDB pada kuartal II-2025, dibandingkan 0,23 miliar dolar AS atau turun 0,07 persen dari PDB pada kuartal I-2025," tegasnya.
Sementara itu, tekanan tambahan juga datang dari sentimen global, terutama menjelang Simposium Tahunan Jackson Hole yang diselenggarakan oleh The Fed, yang berpotensi memberikan kejelasan arah kebijakan suku bunga The Fed ke depannya. Hari ini, Rupiah diperkirakan bergerak dalam kisaran Rp16.225 per dolar AS hingga Rp16.375 per Dolar AS.