Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi dolar AS (IDN Times/Holy Kartika)
Ilustrasi dolar AS (IDN Times/Holy Kartika)

Intinya sih...

  • Mata uang di Asia bergerak variatif, dengan Bath Thailand menguat 0,10%, Rupee India melemah 0,15%, dan Pesso Filipina menguat 0,05%

  • Kekhawatiran stabilitas perbankan AS mulai mereda, analis proyeksikan nilai tukar rupiah akan menguat terhadap dolar AS

  • Pasar menunggu arah kebijakan suku bunga acuan BI setelah hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pekan ini yang berpotensi memutuskan pemangkasan suku bunga acuan

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Pergerakan nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka menguat pada perdagangan Senin (20/10/2025).

Berdasarkan Bloomberg, rupiah dibuka pada level Rp16.567 per dolar Amerika Serikat.

1. Mata uang di Asia bergerak variatif

Daftar mata uang di Asia bergerak variatif dengan rincian

  • Bath Thailand menguat 0,10 persen

  • Rupee India melemah 0,15 persen

  • Pesso Filipina menguat 0,05 persen

  • Won Korea melemah 0,48 persen

  • Dolar Taiwan menguat 0,03 persen

  • Yen Jepang melemah 0,34 persen

2. Kekhawatiran stabilitas perbankan AS mulai mereda

Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong, memproyeksikan nilai tukar rupiah akan menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) seiring membaiknya sentimen pasar global.

Sentimen positif muncul setelah kekhawatiran terhadap stabilitas sektor perbankan AS mulai mereda, sehingga mendorong minat investor terhadap aset berisiko di negara berkembang.

3. Pasar tunggu arah kebijakan suku bunga acuan BI

Meski demikian, Lukman menyebut penguatan rupiah masih akan terbatas. Pasalnya, pelaku pasar kini menunggu hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) pekan ini yang berpotensi memutuskan pemangkasan suku bunga acuan.

"Rupiah diproyeksikan bergerak dalam kisaran Rp16.500 hingga Rp16.650 per dolarAS," ujar Lukman.

Langkah BI akan menjadi faktor penentu arah pergerakan rupiah selanjutnya, terutama dalam menjaga daya tarik aset rupiah di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi.

Editorial Team