Alasan Bank BNI Sesuaikan Suku Bunga Deposito Valas jadi 4 Persen

- BNI memperkuat ekosistem Wond by BNI.
- Menkeu tak pernah meminta Himbara sesuaikan suku bunga deposito valas.
- Penyesuaian suku bunga deposito diduga jadi penyebab rupiah melemah.
Jakarta, IDN Times - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mengungkapkan alasan menyesuaikan suku bunga counter rate deposito dolar Amerika Serikat menjadi 4 persen per tahun. Direktur Utama BNI Putrama Wahju Setyawan mengatakan, penyesuaian ini merupakan strategi bank untuk menghadirkan nilai tambah bagi nasabah, khususnya yang selama ini lebih banyak menempatkan dana valas di luar negeri.
Menurutnya, dengan tingkat bunga yang lebih menarik, BNI membuka peluang bagi nasabah yang selama ini menempatkan dana valasnya di luar negeri, untuk berinvestasi di Indonesia.
"Fokus kami adalah memberikan imbal hasil yang atraktif agar dana valas bisa lebih banyak terserap di dalam negeri," ujar Putrama dalam keterangan tertulis, dikutip, Sabtu (27/9/2025).
1. BNI memperkuat ekosistem Wond by BNI

Dia mengatakan BNI juga terus memperkuat ekosistem digital melalui wondr by BNI yang menghadirkan kemudahan dalam membuka deposito valas. Dengan demikian, pembukaan maupun pengelolaan deposito dapat dilakukan dengan lebih cepat dan efisien.
Selain itu, dengan jaringan kantor luar negeri BNI yang tersebar di berbagai pusat keuangan global, BNI juga siap menjembatani arus masuk dana investor internasional ke Indonesia.
"Hal ini sejalan dengan komitmen kami menjaga stabilitas nilai tukar serta memperkuat posisi Indonesia sebagai destinasi investasi yang aman dan kompetitif," ucap Putrama.
2. Menkeu tak pernah meminta Himbara sesuaikan suku bunga deposito valas

Sebelumnya, Menteri Keuangan Republik Indonesia, Purbaya Yudhi Sadewa membantah pernah mendikte atau meminta bank-bank anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) untuk menaikkan suku bunga deposito valuta asing (valas) menjadi empat persen. Dia menegaskan tak pernah menyuruh Danantara atau bank mana pun atas keputusan yang mulai berlaku pada 5 November 2025 mendatang.
Kenaikan suku bunga deposito diumumkan di tengah pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam beberapa hari terakhir. Purbaya menegaskan keputusan itu bukan berasal dari dirinya maupun Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).
"Orang menuduh saya, seolah-olah kebijakan Menteri Keuangan yang mendikte perbankan menaikkan bunga deposito dolar menjadi empat persen. Tidak ada kebijakan seperti itu. Saya tidak pernah menyuruh Danantara atau bank mana pun menaikkan bunga deposito seperti itu," kata Purbaya dalam Media Briefing di kantornya, Jakarta, Jumat (26/9/2025).
3. Penyesuaian suku bunga deposito diduga jadi penyebab rupiah melemah

Penyesuaian deposito valas menjadi 4 persen diduga sebagai salah satu penyebab memburuknya pelemahan rupiah terhadap dolar AS dalam beberapa hari terakhir, karena investor mencari keuntungan yang lebih besar dan risiko lebih rendah di aset berdenominasi dolar.
Akibatnya, permintaan terhadap dolar AS meningkat sementara permintaan terhadap rupiah menurun. Hal ini menyebabkan arus keluar modal dari rupiah ke dolar, sehingga tekanan jual terhadap rupiah meningkat dan nilai tukar rupiah melemah. Singkatnya, bunga deposito valas yang tinggi memicu pengalihan dana ke dolar AS, memperkuat tekanan pelemahan rupiah di pasar valuta asing.
"Media embus-embuskan bunga dolar akan empat persen. Itu otomatis merangsang keinginan untuk switch dari rupiah ke dolar," ucap Purbaya.