Rupiah Ditutup Lesu pada Level Rp16.283,5 per Dolar AS

Intinya sih...
- Rupiah melemah 4 poin atau 0,02 persen dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya
- Pergerakan mata uang di Asia kompak melemah, termasuk Bath Thailand, Ringgit Malaysia, Yuan China, Rupee India, Peso Filipina, Won Korea, dan Dolar Singapura
Jakarta, IDN Times - Pergerakan rupiah di pasar spot pada perdagangan Kamis (23/1/2025) ditutup melemah. Mata uang Garuda berakhir di level Rp16,283,5 per dolar AS.
Berdasarkan data bloomberg, rupiah melemah 4 poin atau 0,02 persen dibandingkan penutupan perdagangan Rabu (17/1/2025) pada level Rp16.280 per dolar AS.
1. Mata uang di Asia kompak melemah
Hingga pukul 15.00 WIB, pergerakan mata uang di Asia kompak melemah dengan rincian:
- Bath Thailand melemah 0,25 persen
- Ringgit Malaysia melemah 0,31 persen
- Yuan China melemah 0,13 persen
- Rupee India melemah 0,19 persen
- Peso Filipina melemah 0,32 persen
- Won Korea melemah 0,22 persen
- Dolar Singapura melemah 0,10 persen
2. Pasar menunggu kebijakan tarif dari Presiden AS Donald Trump
Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra mengatakan, pasar masih menunggu kebijakan tarif dari Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.
"Saat pelantikan, Trump tidak terlalu agresif mengutarakan kebijakan tarifnya sehingga selama menunggu mungkin ada perubahan posisi di pasar sehingga indeks dolar AS menurun sementara waktu," kata Ariston.
Dia menjelaskan, saat ini bergerak di kisaran 108,20 dibandingkan sebelum pelantikan yang di atas kisaran 109.
3. Kebijakan DHE picu penguatan rupiah
Ariston menilai, kebijakan Trump soal tarif masih akan memberatkan rupiah ke depannya, ditambah sinyal-sinyal pelambatan ekonomi di berbagai negara seperti di China, Korea Selatan.
Sementara itu, sentimen dari sisi domestik berkaitan dengan kebijakan devisa hasil ekspor (DHE) yang ditahan 100 persen di dalam negeri selama 1 tahun memicu sentimen positif untuk rupiah sementara waktu.
"Dengan begitu, potensi pergerakan antara Rp16.250 per dolar AS hingga Rp16.330 per dolar AS di hari ini," ucap Ariston.