Memahami Apa Itu Mata Uang Kripto, Bitcoin dan Blockchain

- Nilai transaksi kripto di Indonesia mencapai Rp475 triliun, naik lebih dari 300 persen dibanding periode sebelumnya.
- Bitcoin merupakan mata uang kripto pertama dan terbesar, dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar.
Jakarta, IDN Times - Industri mata uang kripto atau cryptocurrency selama satu dasawarsa terakhir telah begitu menarik perhatian banyak pihak di Indonesia. Mulai dari investor, pelaku bisnis, bahkan hingga pemerintah.
Hal tersebut dibuktikan lewat jumlah nilai transaksi kripto. Berdasarkan data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), nilai transaksi kripto sejak Januari hingga November 2024 msncapai Rp475 triliun, melesat lebih dari 300 persen dibanding periode yang sama.
Mata uang kripto sendiri diartikan sebagai mata uang digital yang menggunakan teknologi kriptografi. Dengan adanya kriptografi, maka mata uang kripto tidak dapat dipalsukan atau dimanipulasi transaksinya.
1. Bitcoin jadi mata uang kripto paling populer

Dalam perkembangannya, mata uang kripto memiliki berbagai jenis dan Bitcoin menjadi yang pertama sekaligus terbesar dan paling populer.
Bitcoin pertama kali diluncurkan apda medio 2009 oleh Satoshi Nakamoto dan saat ini memiliki nilai terbesar dari sisi kapitalisasi pasar.
Bitcoin juga dapat disebut sebagai sebuah jaringan peer-to-peer terdesentralisasi. Artinya, tidak ada satu lembaga atau orang pun yang mengontrol pergerakan dari Bitcoin tersebut.
2. Memahami blockchain

Seiring dengan semakin berkembangnya mata uang kripto, maka muncul pula sebuah teknologi guna melakukan proses pencatatan mata uang kripto yang disebut blockchain.
Blockchain diumpamakan seperti buku besar yang dapat mencatat segala data transaksi secara efisien dan dapat diverifikasi. Blockchain memberi pengguna internet kemampuan untuk menciptakan nilai dan mengotentikasi informasi digital.
Perkembangan blockchain sendiri dalam dunia perusahaan atau industri cukup pesat, terutama sejak 2014 silam. Dalam prosesnya, blockchain tidaklah bergantung pada pihak tertentu laiknya bank central sehingga informasi di dalamnya bisa diverifikasi oleh siapa pun.
Transaksi pada blockchain bersifat permanen sehingga apabila transaksi sudah dilakukan, maka tidak bisa dibatalkan. Di sisi lain, semua informasi yang terdapat di blockchain dapat dipastikan kebenarannya.
Blockchain service sendiri sudah termasuk dalam layanan Cloud sehingga penggunaan teknologi tersebut bagi perusahaan mampu memberikan penghematan biaya. Ke depannya, teknologi blockchain diprediksi akan menjadi kebutuhan seluruh perusahaan terutama bisnis yang melibatkan banyak pihak.
Hal itu lantaran teknologi blockchain memiliki banyak manfaat, di antaranya memverifikasi transaksi pengguna secara mandiri, mempercepat kegiatan audit, pembuatan kontrak pintar (smart contract), melakukan sharing economy, dan penyimpanan file terpusat.
3. Memahami DApp dan NFT

Selain blockchain, industri mata uang kripto memiliki dua istilah yang saat ini tengah naik daun di Indonesia, yaitu Decentralized application (DApp) dan non-fungible token (NFT).
DApp merupakan aplikasi atau program digital yang menggunakan teknologi blockchain untuk memberikan kendali lebih banyak pada pengguna atas data mereka tanpa adanya perantara terpusat. Ethereum adalah mata uang digital pertama yang memiliki Dapp.
Di sisi lain, NFT adalah sebuah teknologi kripto untuk sertifikat digital yang menyatakan pemilik karya seni seperti foto, video, atau bentuk virtual lainnya.
Aset-aset dengan NFT akan tercatat dalam blockchain yang didukung dengan jaringan mata uang kripto. Ketika NFT sudah dienkripsi di blockchain pada sebuah karya, maka karya tersebut tak lagi bisa direplikasi atau diduplikasi.