Lukman menjelaskan, langkah Bank Indonesia (BI) yang menahan suku bunga acuan tersebut memberikan sentimen positif bagi stabilitas nilai tukar, seiring komitmen bank sentral dalam menjaga keseimbangan antara stabilitas ekonomi dan nilai tukar rupiah. Namun demikian, potensi penguatan rupiah masih cenderung terbatas.
"Pelaku pasar masih bersikap wait and see menjelang rilis data inflasi AS yang dijadwalkan malam ini. Data tersebut akan menjadi salah satu acuan utama bagi arah kebijakan moneter The Federal Reserve ke depan, yang turut mempengaruhi pergerakan dolar AS secara global. Pada perdagangan hari ini, rupiah diperkirakan bergerak dalam rentang Rp16.600 hingga Rp16.750 per dolar AS," tuturnya.