Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rupiah Stagnan, Bank Indonesia Lanjutkan Intervensi Pasar

Screenshot 2025-10-22 151755.jpg
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo. (Dok/Screenshot Zoom).
Intinya sih...
  • Bank Indonesia menjaga nilai tukar rupiah tetap stabil melalui intervensi pasar dan pembelian SBN secara terukur.
  • Data aliran modal asing masuk ke dalam negeri mencatat net inflows sebesar 5,0 miliar dolar AS pada kuartal IV 2025.
  • Pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan berada dalam kisaran 4,7–5,5 persen pada 2025, dan meningkat menjadi 4,9–5,7 persen pada 2026.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Bank Indonesia (BI) menyatakan nilai tukar rupiah hingga pertengahan Desember 2025 tetap terkendali, didukung oleh kebijakan stabilisasi dan masuknya aliran modal asing ke instrumen keuangan domestik.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengatakan berdasarkan data hingga Selasa (16/12/2025), laju rupiah stabil di level Rp16.685 per dolar AS dibandingkan akhir November. Pergerakan rupiah ini sejalan dengan fluktuasi mata uang regional dan mitra dagang Indonesia, bahkan tercatat menguat terhadap mata uang negara maju, kecuali dolar AS.

"Langkah stabilisasi Bank Indonesia melalui intervensi pasar NDF baik di off-shore maupun on-shore (DNDF), di pasar spot, dan pembelian SBN di pasar sekunder serta inflows pada saham dan SRBI," kata Perry dalam Konferensi Pers RDG, Rabu (17/12/2025).

1. Ada pasokan tambahan valas dari konversi DHE SDA

Ilustrasi cadangan devisa. (IDN Times/Arief Rahmat)
Ilustrasi cadangan devisa. (IDN Times/Arief Rahmat)

Perry menjelaskan pasokan valas tambahan dari korporasi, termasuk dari peningkatan konversi devisa oleh eksportir terkait kebijakan Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA), turut menjaga nilai Rupiah tetap stabil.

"BI berkomitmen menjaga stabilitas Rupiah akan terus dilakukan melalui intervensi pasar dan pembelian SBN secara terukur. Dukungan lain datang dari imbal hasil instrumen domestik yang menarik, inflasi rendah, dan prospek pertumbuhan ekonomi yang positif," katanya.

2. Data aliran modal asing masuk ke dalam negeri

Ilustrasi Cadangan Devisa (IDN Times/Arief Rahmat)
Ilustrasi Cadangan Devisa (IDN Times/Arief Rahmat)

Lebih lanjut, Perry menjelaskan dari sisi transaksi modal dan finansial, investasi portofolio pada kuartal IV 2025 (hingga 15 Desember 2025) mencatat net inflows sebesar 5,0 miliar dolar AS ditopang oleh penerbitan global bond Pemerintah dan inflows pada instrumen saham dan SRBI.

Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir November 2025 meningkat menjadi sebesar 150,1 miliar dolar AS, setara dengan pembiayaan 6,2 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.

"NPI pada 2025 diprakirakan tetap berdaya tahan, dengan transaksi berjalan diprakirakan berada pada kisaran surplus 0,1 persen sampai dengan defisit 0,7 persen dari PDB. Pada 2026, NPI diprakirakan berlanjut membaik ditopang oleh transaksi modal dan finansial yang semakin baik sejalan dengan prospek ekonomi Indonesia yang positif serta defisit transaksi berjalan yang tetap rendah dalam kisaran 1,0–0,2 persen PDB," ujarnya..

3. Pertumbuhan ekonomi diproyeksikan sentuh 4,7-5,5 persen di akhir tahun

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. (Dok. IDN Times)
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. (Dok. IDN Times)

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia diprakirakan berada dalam kisaran 4,7–5,5 persen pada 2025, dan diproyeksikan meningkat menjadi 4,9–5,7 persen pada 2026. Pemulihan ini ditopang oleh membaiknya konsumsi rumah tangga dan investasi, meski ekspor diperkirakan melambat.

"Konsumsi rumah tangga kuartal IV 2025 membaik seiring peningkatan belanja sosial pemerintah, serta keyakinan masyarakat terhadap penghasilan dan ketersediaan lapangan kerja yang lebih tinggi. Hal ini mendorong kenaikan penjualan eceran pada berbagai kelompok barang," tegasnya.

Investasi, terutama nonbangunan, juga menunjukkan perbaikan, dipengaruhi oleh meningkatnya kepercayaan pelaku usaha yang tercermin pada ekspansi Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur.

Meski permintaan domestik kuat, ekspor diperkirakan melambat seiring berakhirnya frontloading ekspor ke AS, serta turunnya ekspor besi baja ke Tiongkok dan minyak kelapa sawit (CPO) ke India.

"Secara sektoral, sejumlah Lapangan Usaha (LU) utama menunjukkan kinerja positif, di antaranya LU Industri Pengolahan, LU Perdagangan Besar dan Eceran, LU Transportasi dan Pergudangan, serta LU Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum," ujar Perry.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Satria Permana
EditorSatria Permana
Follow Us

Latest in Business

See More

Defisit APBN Hingga November 2025 Sentuh Rp560,3 Triliun

18 Des 2025, 16:00 WIBBusiness