Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi menyatakan kenaikan imbal hasil obligasi AS, arus masuk aset safe haven akibat ketegangan geopolitik, dan ketangguhan ekonomi AS telah mendukung dolar.
"Namun, faktor-faktor ini diperkirakan akan segera berakhir, sehingga menghambat pergerakan dolar AS," paparnya.
Harapan pasar mengenai Bank Sentral AS atau Federal Reserve (Thee Fed) akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada November meningkat, dibandingkan pemangkasan 50 basis poin di September.
Sementara itu, jajak pendapat menunjukkan Donald Trump unggul atas Kamala Harris dalam pemilihan presiden AS, namun persaingan tetap ketat.
Ketegangan di Timur Tengah terus berlanjut, dengan Israel melanjutkan serangannya terhadap Hamas dan Hizbullah, sementara AS berusaha mendorong gencatan senjata.