Rupiah diperkirakan berkonsolidasi terhadap dolar AS akibat sentimen risk off dari demonstrasi di dalam negeri.
Dolar AS juga tertekan oleh prospek pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed), membuatnya belum sepenuhnya menguat.
Proyeksi pergerakan rupiah hari ini berada dalam kisaran Rp16.350 hingga Rp16.500 per dolar AS, fluktuatif dalam 52 minggu terakhir.
Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam pembukaan perdagangan Selasa (1/9/2025). Rupiah mengawali pagi di level Rp16.424 per dolar AS.
Berdasarkan data Bloomberg hingga pukul 09.06 WIB, rupiah sudah bergerak ke posisi Rp16.440,5, melemah 22 poin atau 0,13 persen dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp16.418,50.
Pengamat pasar uang Lukman Leong mengatakan rupiah diperkirakan akan berkonsolidasi terhadap dolar AS. Menurutnya, tekanan masih datang dari sentimen risk off di dalam negeri akibat demonstrasi.
Risk off adalah istilah ketika investor menghindari aset berisiko, seperti saham atau mata uang negara berkembang, dan beralih ke aset yang dianggap lebih aman, misalnya dolar AS atau emas.
"Rupiah diperkirakan akan berkonsolidasi terhadap dolar AS, walau masih tertekan sentimen risk off domestik dari demonstrasi," ujarnya.
Meski begitu, Lukman menyebut dolar AS juga belum sepenuhnya menguat. Mata uang Negeri Paman Sam itu masih tertekan oleh prospek pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed).
Pemangkasan suku bunga biasanya membuat dolar AS melemah karena imbal hasil aset berdenominasi dolar ikut turun.
"Investor cenderung masih wait and see menantikan data-data ekonomi penting AS pekan ini," kata Lukman.
Lukman memperkirakan mata uang Garuda pada perdagangan hari ini akan bergerak fluktuatif dalam kisaran Rp16.350 hingga Rp16.500 per dolar AS.
Sedangkan data 52 minggu terakhir, menunjukkan rupiah telah bergerak di rentang Rp15.060 hingga Rp17.224 per dolar AS.