Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi menyoroti perlambatan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2025 yang tumbuh 4,87 persen secara tahunan dan terkontraksi 0,89 persen secara kuartalan.
Dia mencatat konsumsi rumah tangga masih menjadi penyumbang terbesar terhadap produk domestik bruto dengan pertumbuhan 4,89 persen, namun belum cukup menutup tekanan dari sektor lain yang terdampak ketidakpastian global.
Menurutnya, prospek ekonomi ke depan bergantung pada realisasi anggaran pemerintah, kestabilan harga, dan kinerja ekspor di tengah ketegangan dagang. Dukungan kebijakan BI dinilai turut menentukan stabilitas pertumbuhan.
"Dukungan moneter seperti penguatan nilai tukar rupiah serta langkah Bank Indonesia dalam menjaga likuiditas pasar akan menjadi penentu dalam menjaga momentum pertumbuhan," katanya.