Pertumbuhan Ekonomi Q1-2025 Cuma 4,87 Persen, Ini Penyebabnya

- Pertumbuhan ekonomi domestik kuartal I-2025 turun menjadi 4,87 persen.
- Konsumsi rumah tangga dan kinerja ekspor menurun, serta efisiensi belanja pemerintah berkontribusi pada perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Jakarta, IDN Times - Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira menyoroti perlambatan pertumbuhan ekonomi domestik pada kuartal I-2025 yang berada di level 4,87 persen.
Ada beberapa hal yang mesti diperhatikan sebagai penyebab menurunnya pertumbuhan ekonomi tersebut.
"Salah satunya adalah motor dari konsumsi rumah tangga ini konsisten terus mengalami penurunan, dibandingkan triwulan I-2024 turun, triwulan IV-2024 juga turun. Kemudian kinerja ekspor juga mengalami penurunan dibandingkan kuartal sebelumnya," kata Bhima kepada IDN Times, Senin (5/5/2025).
1. Efisiensi belanja pemerintah berikan dampak ke perlambatan ekonomi

Selain itu, Bhima juga menilai efisiensi anggaran yang diterapkan Presiden Prabowo Subianto turut berkontribusi terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi domestik selama tiga bulan pertama tahun ini.
Efisiensi tersebut menyebabkan realisasi investasi dan pengeluaran atas konsumsi pemerintah mengalami kontraksi hingga minus 1,38 persen.
"Padahal belanja pemerintah ini kan cukup penting dalam mendorong perekonomian di saat sektor swasta dan daya beli masyarakatnya sedang rendah. Jadi efisiensi belanja pemerintah punya peran yang cukup signifikan selain dari harga komoditas ekspor yang mengalami tekanan," tutur Bhima.
2. Banyak sektor usaha alami tekanan

Di sisi lain, Bhima juga menyoroti dari sisi lapangan usaha yang sektor-sektornya banyak mengalami tekanan.
Industri pengolahan hanya tumbuh 4,5 persen. Kemudian sektor konstruksi juga hanya tumbuh 2 persen imbas minimnya proyek-proyek infrastruktur pemerintah. Padahal menurut Bhima, sektor-sektor yang banyak menyerap lapangan pekerjaan.
"Jadi pemerintah perlu segera mengambil tindakan. Saya kira harus ada paket kebijakan yang berisi dorongan untuk stimulus ekonomi, melakukan rasionalisasi kembali terhadap efisiensi belanja pemerintah yang cukup berdampak pada serapan tenaga kerja terutama di banyak daerah, sehingga kalau efisiensi pemerintah ini harus betul-betul tepat sasaran," tutur Bhima.
3. Pertumbuhan ekonomi kuartal I-2025 mengalami perlambatan

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan laju pertumbuhan ekonomi kuartal I-2025 mencapai 4,87 persen secara year on year (yoy). Laju ekonomi ini mengalami perlambatan dibandingkan kuartal I-2024 sebesar 5,11 persen.
Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan, produk domestik bruto atau PDB Indonesia atas dasar harga berlaku pada kuartal I-2025 mencapai Rp5.665,9 triliun. Sementara PDB atas harga konstan mencapai Rp3.264,5 triliun.
"Sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2025 adalah sebesar 4,87 persen bila dibandingkan dengan kuartal I-2024 atau secara year on year. Sementara quarter to quarter minus 0,89 persen," kata Amalia dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Senin (5/5).