Di sisi lain, Ariston menyoroti tarif PPN yang naik dari 11 menjadi 12 persen pada 1 Januari 2025 juga memberikan sentimen negatif pada penguatan rupiah.
"Komentar negatif terhadap kebijakan kenaikan PPN yang berpotensi menurunkan daya beli masyarakat bisa menjadi sentimen negatif untuk pergerakan rupiah hari ini. Dengan demikian, potensi penguatan rupiah hari ini ke kisaran Rp16.100 per dolar AS dengan potensi resisten di kisaran Rp16.200 per dolar AS," ujar Ariston.
Pada kesempatan yang sama, Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong, menyatakan tarif PPN 12 persen semakin memperburuk dan memberikan sentimen negatif bagi ekonomi domestik.
"Kenaikan tarif PPN mempengaruhi ekonomi domestik, meski demikian saat ini faktor eksternal yakni dolar Amerika Serikat masih mendominasi pergerakan rupiah," ujar Lukman.