Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi rupiah menguat (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi rupiah menguat (IDN Times/Aditya Pratama)

Intinya sih...

  • Pasar pantau data ketenagakerjaan dan inflasi AS

  • Gejolak Timur Tengah ikut ganggu sentimen

  • Proyeksi pergerakan rupiah pada Kamis

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah menguat tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Rabu (10/9/2025). Rupiah ditutup pada posisi Rp16.469,50 per dolar AS.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka di level Rp16.465,50 per dolar AS dan bergerak pada rentang Rp16.438,50 hingga Rp16.478,50 sepanjang hari. Pada penutupan sore, rupiah menguat 12 poin atau 0,07 persen dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp16.481,50.

1. Pasar pantau data ketenagakerjaan dan inflasi AS

Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi, mengatakan penguatan rupiah masih dipengaruhi ekspektasi pemangkasan suku bunga bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed). Dia menjelaskan, statistik ketenagakerjaan terbaru mengungkapkan, perekonomian AS menciptakan 911 ribu lebih sedikit lapangan kerja dalam setahun terakhir dibandingkan perkiraan sebelumnya. Kondisi ini menjadi sinyal melemahnya pertumbuhan pasar tenaga kerja.

Menurutnya, data tersebut semakin memperkuat kemungkinan The Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada September 2025, meskipun peluang penurunan yang lebih besar, yakni 50 basis poin, masih sangat kecil.

"Namun, data inflasi utama AS untuk Agustus akan menguji spekulasi pemangkasan suku bunga minggu ini," katanya.

Inflasi harga produsen (PPI) dijadwalkan keluar pada Rabu (10/9/2025) waktu setempat, sementara inflasi konsumen (IHK) pada Kamis. Data tersebut penting karena dapat memperlihatkan tanda-tanda tekanan harga baru, terutama setelah sebagian besar tarif perdagangan Trump resmi berlaku bulan lalu.

2. Gejolak Timur Tengah ikut ganggu sentimen

Selain faktor ekonomi, ketegangan geopolitik juga menjadi perhatian pasar. Ibrahim menuturkan, Israel pada Selasa malam mengumumkan telah menyerang pimpinan Hamas di Doha. Serangan itu memicu kecaman dari Qatar dan AS karena dinilai bisa menggagalkan perundingan damai yang sedang berlangsung.

Presiden Donald Trump pun menegaskan sikapnya yang tidak senang dengan langkah Israel dan berjanji akan memberikan pernyataan resmi pada hari ini.

Serangan tersebut dikhawatirkan membuat proses damai di Timur Tengah semakin tidak pasti, serta berpotensi memicu aksi militer lanjutan di Jalur Gaza. Situasi ini menambah keresahan pasar global, termasuk negara-negara berkembang seperti Indonesia.

"Sebagian besar tindakan ini diarahkan ke Jalur Gaza, membuat pasar gelisah karena ketegangan geopolitik di Timur Tengah," tuturnya.

3. Proyeksi pergerakan rupiah pada Kamis

Ibrahim memperkirakan rupiah akan tetap bergerak fluktuatif pada perdagangan Kamis (11/9/2025). Dia memproyeksikan mata uang Garuda akan berada di kisaran Rp16.420 hingga Rp16.470 per dolar AS.

Dalam catatan Bloomberg, sepanjang 52 minggu atau setahun terakhir rupiah tercatat bergerak di rentang Rp15.060 hingga Rp17.224 per dolar AS.

Editorial Team