Rupiah Perkasa Lawan Dolar AS Sore Ini, Menguat ke Level Rp14.976

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs mata uang Garuda menguat atas mata uang dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Selasa (19/7/2022).
Seperti dikutip dari Bloomberg, kurs rupiah ditutup menguat 3 poin ke level Rp14.976 per dolar AS pada perdagangan sore ini.
1. Faktor melemahnya dolar AS
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan dolar AS melayang pada Selasa (19/7/2022) sore tepat di atas level terendah satu minggu yang dicapai semalam versus mata uang utama karena pasar mengurangi kemungkinan kenaikan suku bunga Federal Reserve poin persentase bulan ini.
Data pekan lalu menunjukkan bahwa inflasi AS sudah berada di level tertinggi empat dekade dan terus meningkat di bulan Juni karena investor bertaruh pada pelonggaran yang sangat besar.
"Investor mengawasi pertemuan Federal Reserve AS yang dijadwalkan pada 26-27 Juli untuk mendapatkan petunjuk tentang seberapa agresif Fed akan menaikkan suku bunga. Bloomberg Economics mengatakan bahwa data AS terbaru memperkuat dukungan pejabat The Fed untuk menaikkan 75 basis poin lainnya," kata Ibrahim, Selasa (19/7/2022).
2. Indonesia berpotensi alami resesi ekonomi
Ibrahim menambahkan, Indonesia berpeluang mengalami resesi ekonomi akibat inflasi global pada kuartal ketiga atau kuartal keempat tahun 2022. Sebab, inflasi akan berdampak pada harga yang terus meningkat sehingga berpotensi makin menekan tingkat konsumsi masyarakat. Itu tercermin dari biaya hidup makin meningkat dan daya beli yang menurun. Inflasi tahun ini akan berada di atas 6,5 persen sampai akhir tahun tetapi mulai menurun di tahun depan.
"Sedangkan, inflasi global akan mulai mereda pada awal 2023 mendatang. Meski angkanya tetap tinggi, namun inflasi akan mulai menunjukkan tren penurunan pada waktu tersebut. Asumsinya ini berdasarkan pada adanya pembicaraan antara Rusia dengan Uni Eropa untuk mulai menarik sanksi secara perlahan. Situasi ini diharapkan mampu memperbaiki pasokan minyak dan gas dalam skala global," katanya.
3. Prediksi rupiah esok hari
Pada penutupan pasar sore ini, mata uang rupiah kembali menguat 4 poin walaupun sebelumnya sempat menguat 15 poin di level Rp14.977 dari penutupan sebelumnya di level Rp14.981.
"Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.960 - Rp14.090," ujarnya.
Meski begitu, inflasi masih akan menjadi ancaman hingga akhir tahun ini. Sejumlah komoditas yang akan berperan penting adalah BBM dan gas. Inflasi yang tinggi itu akan menggerogoti prospek pertumbuhan ekonomi. Potensi pertumbuhan ekonomi diperkirakan Ibrahim berada di bawah 4,5 persen atau lebih rendah dari prediksi semula yakni 5 persen.
"Di sisi lain, resesi akan berdampak pada tingkat kemiskinan di Indonesia. Meski sempat membaik, namun resesi berpotensi makin banyak menyeret masyarakat Indonesia ke bawah garis kemiskinan. Sebagian perusahaan mungkin terpaksa kembali lagi ke posisi melemah, karena konsumsi melambat sehingga penjualan dan omzet turun. Mungkin beberapa sektor akan kembali mengalami fase resesi," katanya.