Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (ANTARA FOTO/ Sigid Kurniawan)
Ilustrasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (ANTARA FOTO/ Sigid Kurniawan)

Intinya sih...

  • Rupiah menguat 112 poin atau 0,66 persen dibandingkan penutupan sebelumnya
  • Mayoritas mata uang Asia menguat terhadap dolar AS pagi ini
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Pergerakan rupiah spot dibuka pada level Rp16.760,5 per dolar Amerika Serikat (AS) pada awal perdagangan Kamis (10/4/2025).

Berdasarkan data Bloomberg, laju rupiah menguat 112 poin atau 0,66 persen dibandingkan penutupan kemarin pada level Rp16.872 per dolar AS. 

1. Daftar rincian mata uang Asia yang menguat

Di Asia, mayoritas mata uang menguat terhadap dolar AS pagi ini hingga pukul 09.20 WIB, yakni:

  • Ringgit Malaysia menguat 0,34 persen 
  • Peso Filipina menguat 0,29 persen 
  • Won Korea menguat 0,97  persen 
  • Dolar Taiwan menguat 0,37 persen 
  • Yen Jepang menguat 0,56 persen 

2. Rupiah berpotensi melemah

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, laju rupiah masih berpotensi melemah seharian di level Rp16.900 per dolar AS dengan potensi penguatan ke Rp16.800 per dolar AS sepanjang hari ini. 

"Indeks dolar AS, bergerak lebih tinggi dari pagi sebelumnya, di 104,40an, sebelumnya di 104,30an," ucapnya. 

3. Trump mulai memainkan strategi negosiasi soal tarif

Dalam manuver politik dan ekonomi yang mengejutkan, Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Rabu (9/5) waktu setempat mengumumkan penundaan sementara selama 90 hari atas tarif tinggi yang baru saja diberlakukannya terhadap puluhan negara, kecuali untuk China yang justru dinaikkan menjadi 125 persen. 

Menurut Ariston, Trump mulai memainkan strategi negosiasinya soal tarif. Untuk sementara waktu menurunkan tarif ke 10 persen untuk 90 negara.

"Pergerakan indeks saham Asia sebagian bergerak positif, mengikuti indeks saham AS yang ditutup menguat. Namun demikian, pasar tetap saja masih khawatir soal isu tarif ini. Pesaing Utama AS yaitu China sudah mengumumkan perang tarif," tuturnya. 

Editorial Team