Picu Perang Dagang dengan China, Trump Naikkan Tarif Hingga 125 Persen

- Trump menaikkan tarif terhadap China hingga 125 persen sebagai balasan atas kurangnya rasa hormat yang ditunjukkan China kepada Pasar Dunia.
- Leavitt mengatakan lebih dari 75 negara menghubungi Trump untuk berunding, dan mereka kewalahan dengan banyaknya permintaan. Tarif akan diturunkan ke tingkat universal 10 persen setelah jeda 90 hari.
- Menteri Keuangan AS, Cott Bessent, menyatakan bahwa AS bersedia mendengarkan setiap negara di dunia yang ingin berunding. Trump ingin terlibat secara pribadi dalam setiap kesepakatan dagang.
Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan penundaan selama 90 hari untuk tarif resiprokal. Namun, untuk China diberikan tarif tambahan hingga 125 persen.
"Berdasarkan kurangnya rasa hormat yang ditunjukkan China kepada Pasar Dunia, dengan ini saya menaikkan tarif yang dibebankan kepada China oleh Amerika Serikat hingga 125 persen, berlaku segera,” ucap Trump, dikutip dari BBC, Kamis (10/4/2025).
Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt mengatakan, Trump telah menaikkan tarif terhadap Tiongkok karena ini balasan dari AS. "Ketika Anda memukul Amerika Serikat, Presiden Trump akan membalas lebih keras,” kata Leavitt.
1. Banyak permintaan berunding dari sejumlah negara

Leavitt mengatakan, lebih dari 75 negara menghubungi Trump untuk berunding, dan mereka kewalahan dengan banyaknya permintaan.
"Sementara itu, akan ada jeda 90 hari dalam tarif timbal balik karena negosiasi ini sedang berlangsung dan tingkat tarif akan diturunkan ke tingkat universal 10 persen,” ucap Leavitt.
2. Tarif China naik karena kesalahan mereka

Menteri Keuangan AS, Cott Bessent mengatakan, setiap negara di dunia yang ingin berunding, AS bersedia mendengarkan. Sementara China mengalami kenaikan tarif hingga 125 persen karena melakukan eskalasi.
"Kami akan mencari solusi melalui mitra dagang kami,” ujar Bessent.
Mereka memberi jeda 90 hari karena Trump ingin terlibat secara pribadi, mereka menyusun setiap kesepakatan secara individual, dan setiap kesepakatan akan membutuhkan waktu. “Itu semua keputusan Trump,” tutur Bessent menambahkan.
3. Trump bikin panik dan memicu perang dagang

Tarif resiprokal yang disampaikan Trump pekan lalu membuat panik pasar saham dunia. Namun, tiba-tiba Trump membatalkan rencananya selama 90 hari dan menaikkan tarif ke China hingga 125 persen.
Tidak jelas apakah ini rencana Trump sejak awal atau reaksi terhadap kepanikan investor dan meningkatnya ketidaksetujuan publik.
Kenyataannya adalah bahwa AS bersikap ‘baik’ terhadap negara-negara yang menahan serangan balasan perdagangan mereka, membiarkan pasar saham bangkit kembali dan condong ke perang dagang dengan China.