Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rupiah Stagnan karena Gonjang-ganjing Data Eksternal dan Lockdown

Ilustrasi rupiah (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
Ilustrasi rupiah (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar (kurs) rupiah sempat dibuka menguat ke level Rp13.912 per dolar AS dibandingkan penutupan pada Selasa, 5 Januari 2021 sore. Namun hingga pukul 10.00 WIB, rupiah terus melemah hingga di posisi 13.915 per dolar AS.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pelemahan rupiah ini wajar karena ada gonjang-ganjing data eksternal.

"Gonjang-ganjing data eksternal pengaruh ke fluktuasi rupiah. Jadi meski rupiah melemah sangat wajar," kata Ibrahim kepada IDN Times, Rabu (6/1/2021).

1. Rupiah diperkirakan tetap di bawah Rp14 ribu per dolar AS

ilustrasi transaksi.IDN Times/Reza Iqbal
ilustrasi transaksi.IDN Times/Reza Iqbal

Meski demikian, Ibrahim meyakini rupiah tetap akan berada di bawah Rp14 ribu per dolar AS.

"Kalau saya lihat untuk saat ini, di hari ini untuk tembus Rp14 ribu tidak mungkin," ujarnya.

Data dari Bloomberg juga memprediksi rupiah akan bergerak pada level Rp13.912 hingga Rp13.919 per dolar AS.

2. Gonjang-ganjing data eksternal yang mempengaruhi rupiah

Kabar bursa Efek New York yang berencana menghapus saham tiga perusahaan raksasa telekomunikasi Tiongkok membuat valuta asing menguat termasuk rupiah. Meski kini kebijakan tersebut dipastikan telah berubah atau tidak jadi.

Lalu sejumlah negara di Eropa seperti Inggris, Jerman dan Italia yang berencana untuk lockdown turut memengaruhi rupiah pagi ini.

"Lockdown di Inggris ini untuk antisipasi vaksin yang dimulai di masyarakat dan untuk menghindari ekonomi yang lebih hancur. Ini yang membuat optimis pelaku pasar," kata Ibrahim.

3. Data dari dalam negeri cukup bagus

Optimistis Ibrahim rupiah akan menguat pada penutupan sore ini salah satunya dilandasi karena data internal yang cukup bagus.

Ia meyakini, fundamental ekonomi membaik karena faktor vaksinasi, meski memakan waktu hingga 15 bulan.

"Setelah vaksinasi dijalankan sehingga masyarakat terbiasa, ini yang diinginkan pasar. Meski butuh waktu 15 bulan dibandingkan negara lain karena Indonesia penduduknya cukup besar," paparnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Helmi Shemi
EditorHelmi Shemi
Follow Us