Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi rupiah melemah (IDN TImes/Aditya Pratama)
ilustrasi rupiah melemah (IDN TImes/Aditya Pratama)

Intinya sih...

  • Rupiah melemah terhadap dolar AS setelah FOMC.

  • Pemangkasan suku bunga BI juga membebani rupiah.

  • Rupiah bergerak dalam kisaran Rp15.060 hingga Rp17.224 per dolar AS dalam setahun terakhir.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah ditutup melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (18/9/2025). Rupiah tutup lapak di level Rp16.527 per dolar AS.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah tercatat melemah 0,55 persen atau 99 poin pada penutupan perdagangan hari ini dibanding penutupan sebelumnya di Rp16.437 per dolar AS.

1. Rupiah tertekan pasca FOMC

Pengamat pasar uang Lukman Leong menyampaikan rupiah diperkirakan masih berada dalam tren pelemahan. Menurutnya, dolar AS kembali rebound setelah hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC).

Bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga sesuai perkiraan pasar. Namun, pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell dianggap kurang dovish atau tidak terlalu memberi sinyal pemangkasan lanjutan yang agresif.

"Rupiah diperkirakan akan melemah terhadap dolar AS yang rebound pasca FOMC yang dimana the Fed memangksas suku bunga seperti yang diharapkan," katanya.

2. Pemangkasan bunga BI juga jadi beban rupiah

Selain faktor eksternal, Lukman menyebutkan pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) pada Rabu (17/9/2025) juga masih membebani pergerakan rupiah.

"Pemangkasan suku bunga BI pada hari Rabu juga masih membebani rupiah," tambahnya.

3. Pergerakan rupiah dalam setahun terakhir

Dalam rentang 52 minggu terakhir atau setahun ke belakang, rupiah bergerak pada kisaran Rp15.060 hingga Rp17.224 per dolar AS.

Tekanan yang masih membayangi rupiah, baik dari faktor global terkait kebijakan The Fed maupun faktor domestik setelah keputusan BI menurunkan suku bunga.

Editorial Team