3 Strategi Jitu Bos Marketing Warner Bros Bikin Dunia Demam Barbie

Lautan outfit pink terlihat bila nonton Barbie di bioskop

Jakarta, IDN Times - Dunia kini sedang dilanda demam Barbie sejak film besutan Greta Gerwig yang dibintangi oleh Margot  Robbie dan Ryan Gosling itu tayang di bioskop seluruh dunia 21 Juli 2023 lalu. Di tiap bioskop, kini dengan mudah ditemukan lautan outfit berwarna pink.

Hal tersebut merupakan pertanda film yang menceritakan kehidupan mainan anak perempuan itu berhasil mencuri perhatian publik. Bahkan, film tersebut sudah meraup triliunan rupiah di seluruh dunia hingga penayangan pada Sabtu pekan lalu.

Dikutip dari laman Screen Daily, film Barbie berhasil meraup 158,9 juta dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp2,39 triliun di seluruh dunia. Angka tersebut hampir mencapai target yang dibidik dalam sepekan penayangan Barbie yakni 300 juta dolar Amerika Serikat atau setara Rp4,51 triliun. 

Pendapatan film Barbie itu terbagi dari 88,4 juta dolar AS secara internasional dan 70,5 juta dolar AS di Amerika Utara hingga Sabtu pagi penayangan. Dengan perolehan itu, Barbie berhasil menjadi film yang mencatatkan pendapatan terbesar sejak terjadi pandemik COVID-19. 

Hal tersebut menjadi pencapaian luar biasa. Sebab, film Mission Impossible - Dead Reckoning Part I saja belum dapat mencapai penghasilan tersebut. Padahal, Barbie dan film yang dibintangi oleh Tom Cruise ditayangkan di momen bersamaan. 

Lalu, apa rahasia dan strategi Warner Bros sehingga film Barbie bisa sukses besar? Simak ringkasannya berdasarkan wawancara Variety dengan Presiden Pemasaran Global Warner Bros, Josh Goldstine. 

Baca Juga: 5 Jenis Strategi Pemasaran yang Efektif untuk Bisnis Kamu

1. Kampanye marketing kerap menggunakan warna pink

3 Strategi Jitu Bos Marketing Warner Bros Bikin Dunia Demam Barbieposter karakter Margot Robbie di film Barbie 2023 (instagram.com/barbiethemovie)

Lebih lanjut, Goldstine mengakui bahwa penggunaan warna pink di dalam setiap kampanye menjadi elemen penting. "Apalagi film ini memiliki elemen girl power yang luar biasa. Pink menjadi warna filmnya," ujarnya. 

Ia mengatakan konsep fesyen Barbie tak pernah padam. "Konsep fesyen Barbie tak punya momen-momen tertentu. Konsep Barbie tetap hidup dan semakin terasa ketika filmnya rilis," kata dia. 

Dari gaya fesyen, kemudian itu menjalar ke rumah Barbie yang menjamur di mana-mana. Tim marketing di Warner Bros kemudian bermitra dengan Airbnb. Mereka kemudian melakukan renovasi besar-besaran terhadap sebuah mansion mewah di Malibu, California. Hasilnya, rumah itu mirip seperti rumah impian di film Barbie. 

"Tapi, itu benar-benar konsep yang gila untuk mengubah satu rumah mewah jadi rumah impian Barbie," tutur dia. 

Baca Juga: Biodata dan Profil Kate McKinnon, Pemeran Weird Barbie di Film Barbie

2. Tim pemasaran Warner Bros membocorkan sebagian teaser film Barbie

3 Strategi Jitu Bos Marketing Warner Bros Bikin Dunia Demam BarbieMargot Robbie dan Ryan Gosling dalam film Barbie (dok. Warner Bros. Pictures/Barbie)

Strategi lainnya yang digunakan oleh tim marketing di Warner Bros yaitu remah-remah roti atau breadcrumb strategy. Goldstein menjelaskan timnya membocorkan sedikit demi sedikit elemen film untuk membangun rasa penasaran publik. Hasilnya, tercipta sebuah percakapan di ruang publik. 

"Di setiap kampanye, ada elemen media yang berhasil kami dapat (seperti percakapan di media sosial) dan media berbayar (seperti tempat-tempat untuk menayangkan trailer film)," kata dia. 

Goldstein pun yakin bahwa Barbie memiliki peluang untuk menghasilkan pendapatan finansial dari media yang tidak berbayar. "Setelah rasa penasaran publik berhasil dibangun maka tinggal dibiarkan berjalan saja," ujarnya lagi. 

Ia mengakui dalam memasarkan film Barbie, Warner Bross turut menggandeng platform media sosial besar seperti Tiktok. "Tetapi, lebih banyak kerja sama yang sifatnya organik," kata dia. 

Salah satu cara untuk menciptakan percakapan di ruang publik yakni dengan membuat fenomena Barbenheimer. Hal itu lantaran film Barbie dan Oppenheimer tayang di pekan yang sama. 

"Percakapan itu berhasil karena kedua film berhasil mencapai puncaknya pada pekan ini," ujarnya lagi. 

3. Warner Bros membuat beberapa tagline menarik seperti 'if you love and hate Barbie, this movie is for you'

3 Strategi Jitu Bos Marketing Warner Bros Bikin Dunia Demam Barbieposter karakter di film Barbie 2023 (instagram.com/barbiethemovie)

Menurut Goldstein, tagline itu diciptakan berkat kolaborasi Warner Bros dengan sutradara film Barbie. "Itu adalah pemikiran yang dia miliki. Kami hanya menyempurnakan bersama sang sutradara. Kami ingin mengetahui bahwa ada banyak penggemar Barbie, tetapi Barbie memiliki sejarah yang cukup panjang dan ada orang yang merasa Barbie bukan untuk mereka," katanya. 

Maka, film yang tayang pada 21 Juli lalu itu diharapkan bisa memberikan pemahaman ke publik. Di sisi lain, Goldstein mengakui penggunaan kata 'benci' di dalam pemasaran adalah sesuatu yang tidak lazim dilakukan. 

Tetapi, dalam peluncuran film Barbie, kata tersebut justru terdengar sesuai. "Kata itu justru mendorong orang untuk menonton filmnya dan menyadari perjalanan Barbie yang sudah berlangsung antara 45 hingga 50 tahun," tutur dia lagi. 

Baca Juga: 6 Hal Menarik dari Trailer Barbie, Barbie dan Ken Gak Hanya Satu!

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya