Danone Indonesia Respons Seruan Boikot Produk Prancis di Tanah Air

Pemerintah RI disebut telah ambil sikap tak ikut boikot

Jakarta, IDN Times - Danone Indonesia akhirnya merespons dorongan untuk memboikot produk-produk buatan Prancis di Tanah Air. Corporate Communications Director Danone Indonesia Arif Mujahidin mengatakan, perusahaan tempatnya bekerja tidak memiliki keterkaitan sama sekali dengan pandangan politik suatu negara, termasuk Prancis, negara asal perusahaan tersebut. Hal itu, kata Arif, di luar bisnis perseroan. 

Di sisi lain, Arif menyambut baik pernyataan yang disampaikan oleh Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan. "Di mana pemerintah telah mengambil langkah untuk tidak ikut serta memboikot produk-produk Prancis karena hal tersebut di luar konteks perdagangan," ungkap Arif yang dikutip dari kantor berita ANTARA, Selasa (3/11/2020). 

Dorongan untuk memboikot produk-produk buatan Prancis menggema dipicu pidato Presiden Emmanuel Macron yang dinilai telah menyinggung umat Islam. Macron memilih tetap membela kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad di Majalah Charlie Hebdo. Ia mengatakan, selaku pemimpin maka ia wajib melindungi kebebasan berekspresi di negaranya. 

Di Tanah Air, seruan untuk memboikot produk buatan Prancis disampaikan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). Apa kata MUI mengenai hubungan diplomatik Indonesia dan Prancis?

1. Meski berasal dari Prancis, namun produk seperti AQUA dan SGM diproduksi di Indonesia

Danone Indonesia Respons Seruan Boikot Produk Prancis di Tanah AirIlustrasi produk Danone, Aqua (Instagram.com/@sehataqua)

Lebih lanjut Arif menuturkan, produk-produk seperti SGM dan AQUA adalah produk yang dikembangkan dan diproduksi di Indonesia. Selain itu, pabrik pembuatan produknya juga menyerap tenaga kerja Indonesia untuk konsumen di dalam negeri. 

"SGM sudah hadir sejak 1965, AQUA juga sudah hadir sejak 1973 di Indonesia dan telah menjadi kepercayaan banyak konsumen sampai sekarang," kata dia.

Oleh sebab itu, perusahaan akan terus memaksimalkan usaha dalam membantu menyediakan produk bernutrisi untuk mendukung generasi masa depan, serta menawarkan hidrasi sehat untuk memenuhi kebutuhan keluarga Indonesia. 

"Maka kami akan tetap melanjutkan komitmen untuk melayani kebutuhan nutrisi dan hidrasi sehat melalui jutaan pedagang, yang menjual produk kami di Indonesia dan disiapkan oleh hampir 15 ribu karyawan di seluruh Tanah Air," katanya lagi.  

Baca Juga: Buntut Pidato Macron, Negara Arab Ramai-ramai Boikot Produk Prancis

2. Manajemen Trans TV jelaskan Carrefour di Indonesia sudah jadi milik Chairul Tanjung

Danone Indonesia Respons Seruan Boikot Produk Prancis di Tanah AirIlustrasi Carrefour Indonesia (www.carrefour.co.id)

Sementara, pada 28 Oktober 2020 lalu, akun media sosial Trans TV mengingatkan agar warga di Tanah Air tidak ikut-ikutan memboikot jaringan supermarket Carrefour Indonesia. Sebab, Carrefour Indonesia sudah sepenuhnya menjadi milik konglomerat Chairul Tanjung. 

"Meluruskan isu negatif yang berkembang terkait boikot brand dan produk Prancis dampak dari pernyataan Presiden Macron, maka artikel ini layak dijadikan referensi. Carrefour Indonesia bukan milik Prancis," demikian cuit akun resmi Trans TV

Di cuitan selanjutnya, Trans TV menggunakan tagar #janganboikotcarrefourindonesia dan #janganboikottransmartnyaCT. Di dalam artikel yang dirujuk oleh Trans TV disebutkan, Chairul Tanjung pada 2021 lalu memborong sisa 60 persen kepemilikan saham PT Carrefour Indonesia yang bernilai Rp7,2 triliun. 

Chairul Tanjung dan CEO Carrefour, SA George Plassat, meneken perjanjian pembelian saham (sales purchase agreement) delapan tahun lalu. Dengan begitu, jaringan hipermarket terbesar di Indonesia ini bakal sepenuhnya resmi menjadi perusahaan Indonesia.

3. MUI juga dorong Menlu agar menarik sementara Dubes Indonesia di Prancis

Danone Indonesia Respons Seruan Boikot Produk Prancis di Tanah AirIlustrasi gedung MUI Pusat di Jakarta (IDN Times/Fitang Budhi Adhitia)

Sementara, pada Jumat, 30 Oktober 2020 lalu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) akhirnya ikut mendorong agar umat Muslim di Tanah Air memboikot produk-produk asal Prancis. Sikap ini bertolak belakang sehari sebelumnya di mana MUI meminta agar umat Muslim tidak terprovokasi dengan ajakan boikot. 

"Memboikot semua produk yang berasal dari negara Prancis serta mendesak Pemerintah Indonesia melakukan tekanan dan peringatan keras kepada Pemerintah Prancis," ujar Wakil Ketua Umum MUI, KH Muhyiddin Junaidi. 

Ia bahkan juga mendesak Menteri Luar Negeri untuk menarik sementara waktu Duta Besar Indonesia di Prancis, Arrmanatha Nasir, kembali ke Jakarta. Momen penarikan itu berlaku hingga Presiden Emmanuel Macron menarik ucapannya dan meminta maaf kepada umat Islam di dunia karena telah menyampaikan kalimat berisi Islamofobia.

Baca Juga: Turki Serukan Boikot Produk-produk Buatan Prancis, Memang Ngaruh?

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya