Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Logo Terbaru bukalapak. (dok. bukalapak)

Intinya sih...

  • Bukalapak akan fokus menjual produk virtual dengan menghentikan penjualan produk fisik di marketplace-nya.
  • Bukalapak didirikan 15 tahun lalu oleh Achmad Zaky dan kini telah berhasil IPO di Bursa Efek Indonesia pada 2021.

Jakarta, IDN Times - PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) bersiap menghentikan penjualan produk fisik di marketplace Bukalapak. Sebagai gantinya, BUKA bakal fokus menjual produk virtual.

"Kami ingin menginformasikan bahwa Bukalapak akan menjalani transformasi dalam upaya untuk meningkatkan fokus pada produk virtual. Sebagai bagian dari langkah strategis ini, kami akan menghentikan operasional penjualan Produk Fisik di Marketplace Bukalapak," tulis BUKA dikutip dari laman resminya, Rabu (8/1/2025).

Adapun produk virtual yang dimaksud Bukalapak, di antaranya pulsa, paket data, token listrik, pajak, dan sebagainya. Berikut ini sejarah Bukalapak sejak berdiri hingga IPO pada 2021 silam dan posisinya saat ini.

1. Bukalapak berdiri pada 2010

Achmad Zaky (instagram.com/achmadzaky)

Bukalapak didirikan 15 tahun lalu atau tepatnya pada 2010 oleh Achmad Zaky dan kedua temannya, yakni Fajrin Rasyid dan Nugroho Herucahyono di sebuah kamar kos-kosan ketika ketiganya masih menjadi mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB).

Bermodal Rp80 ribu untuk membeli website, ketiganya bercita-cita untuk memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) supaya naik kelas dan semua orang bisa melakukan jual beli barang dan jasa.

Seiring berjalannya waktu, Bukalapak mulai dikenal masyarakat sebagai sebuah marketplace atau toko online. Kesuksesan Bukalapak membuatnya mampu menyabet gelar startup berstatus unicorn saat valuasinya mencapai 1 miliar dolar Amerika Serikat (AS) pada 2017 silam.

Adapun pada tahun yang sama, Bukalapak meluncurkan Mitra Bukalapak atau sebuah platform online to offline yang memungkinkan kios-kios atau warung menjual produknya secara virtula kepada konsumen. Selain itu, Mitra Bukalapak juga memfasilitas pemilik toko dengan para pemasok.

Pada 2020, posisi Zaky sebagai CEO Bukalapak digantikan oleh Rachmat Kaimuddin, yang merupakan mantan Direktur Keuangan dan Perencanaan Bank Bukopin.

2. Bukalapak IPO pada 2021

PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (6/8/2021). (dok. Bukalapak)

Di bawah kepemimpinan Rachmat, Bukalapak berhasil IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 6 Agustus 2021. Bukalapak mengusung nama PT Bukalapak.com Tbk dengan kode emiten BUKA di pasar modal Indonesia.

Setelah resmi melantai di BEI, Bukalapak resmi ditasbihkan sebagai perusahaan unicorn pertama yang melantai di bursa, bukan hanya di Indonesia melainkan Asia Tenggara.

"Pencatataan perdana saham ini juga menorehkan sejarah, karena perseroan merupakan perusahaan unicorn pertama yang melantai di Bursa Efek Indonesia dan bahkan di bursa kawasan Asia Tenggara," kata Direktur Utama BEI saat itu, Inarno Djajadi, dalam seremoni virtual pencatatan perdana saham Bukalapak, 6 Agustus 2021.

Bukalapak menjadi perusahaan tercatat ke-28 di BEI, dan perusahaan tercatat saham ke-740 di bursa pada saat itu. Saat listing di Bursa, Bukalapak menawarkan 25.765.504.800 lembar saham dengan harga penawaran sebesar Rp850 untuk setiap sahamnya, sehingga dana IPO yang dikantongi BUKA mencapai Rp21,9 triliun.

Hal itu membuat Bukalapak masih memegang rekor sebagai pengumpulan dana terbesar IPO sepanjang sejarah bursa saham Indonesia.

3. Harga saham BUKA merosot

pixabay

Mengutip IDX, harga saham BUKA pada penutupan perdagangan di BEI Jumat (10/1) anjlok 6 poin atau 5 persen menjadi berada di level Rp114 per saham. Sementara sejak IPO hingga saat ini, harga sahamnya sudah merosot 89,25 persen.

Adapun komposisi pemegang saham pengendali perusahaan Bukalapak per 31 Desember 2024 adalah PT Kreatif Media Karya sebanyak 24,61 persen. Kemudian PT Elang Mahkota Teknologi Tbk sebanyak 10,35 persen dan Archipelago Investment Pte Ltd sebanyak 9,44 persen, sisanya dimiliki masyarakat sebanyak 53,208 persen.

Sementara itu, Dewan Direksi dan Komisaris Bukalapak per 10 Januari 2025, yakni:

  • Direktur Utama: Willix Halim
  • Direktur: Victor Putra Lesmana
  • Direktur: Natalia Firmansyah
  • Komisaris Utama: Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro
  • Komisaris: RD Adi Wardhana Sariatmadja
  • Komisaris: Zannuba Arifah CH.R

Editorial Team