Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
InJourney 05.jpg
Jajaran Direksi InJourney dan InJourney Airports memaparkan hasil transformasi dalam setahun terakhir. (dok. InJourney)

Intinya sih...

  • InJourney melakukan tiga pilar transformasi di bandara-bandara Indonesia.

  • Perubahan yang dilakukan InJourney berpotensi membawa multiplier effect signifikan.

  • InJourney melakukan revitalisasi infrastruktur dan area komersial di bandara untuk meningkatkan customer experience.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times — Dalam satu tahun terakhir, PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney membawa banyak sekali transformasi di bandara-bandara seluruh Indonesia. Melalui PT Angkasa Pura Indonesia (Persero) atau InJourney Airports, berbagai aspek perubahan ini dilakukan dengan tujuan agar bandar udara di Indonesia makin baik jalannya.

Apa saja perubahan-perubahan menarik yang dilakukan dalam transformasi InJourney? Simak selengkapnya di poin-poin berikut ya!

1. Tiga pilar perubahan InJourney

ilustrasi Terminal 3 Soekarno-Hatta yang semakin cantik dan tertata (dok. InJourney)

Direktur Utama InJourney, Maya Watono menekankan bahwa bandara saat ini adalah wajah dari sebuah bangsa. Oleh karena itu, InJourney berkomitmen untuk membangun bandara-bandara di Indonesia agar lebih baik dari sebelumnya.

Maya mengungkapkan, ada 3 pilar transformasi yang terus dilakukan oleh InJourney Airport saat ini. Pertama adalah Premise atau transformasi fisik infrastruktur yang tetap berfokus kepada customer experience. Salah satu contohnya adalah peningkatan kapasitas di  Bandara Soekarno-Hatta. Bandara ini sebelumnya memiliki kapasitas maksimal penumpang sebanyak 56 juta dan jumlahnya kini sudah hampir mencapai maksimum, yaitu 55 juta penumpang. 

“Dengan adanya transformasi fisik, perubahan flow penumpang, kita bisa naik angkanya sampai 86 juta (penumpang), bahkan bisa lebih dari 100 juta. Artinya apa? kita bisa menambah kapasitas 30 juta tanpa harus ada pembangunan terminal baru, which is efisiensi Rp14 triliun,” ujar Maya saat memberikan penjelasan pada konferensi pers InJourney Airport, di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, (17/9).

Kedua, Process atau operasional bisnis yang berbasis data. InJourney Airport dalam hal ini memanfaatkan dukungan artificial intelligence dan data untuk memperkuat manajemen operasional.

Pilar ketiga adalah Sumber Daya Manusia (SDM) atau People. Transformasi satu ini menyentuh semua aspek SDM yang bekerja di bandara mulai dari estetika, pelatihan, hingga budaya pelayanan. Sebagai contoh, InJourney Airport memberikan grooming penampilan Avsec dan Customer Service sebagai wajah baru cerminan pelayanan terbaik.

“Kita akan membuktikan bahwa pelayanan sepenuh hati itu bisa dirasakan,” ujar Direktur Utama atau InJourney Airports pada kesempatan yang sama.

2. Membawa dampak besar

Boarding Room di Terminal 1C Bandara Soekarno-Hatta. (dok. InJourney)

Kemudian, perubahan-perubahan yang dilakukan oleh InJourney Airport bukan semata-mata tanpa alasan. Transformasi baik InJourney Airport diharapkan akan membawa multiplier effect yang signifikan bagi perekonomian Indonesia.

Maya mengungkapkan, setiap satu juta penumpang yang masuk ke Indonesia berpotensi membawa Rp40 triliun kepada Gross Domestic Product (GDP). Dampak efek domino ini bisa beragam, baik secara langsung maupun tak langsung. Oleh karena itu, InJourney Airport  berupaya keras untuk terus meningkatkan dan memberikan pelayanan terbaik. 

“Jadi bisa dibayangkan kalau kita bisa membawa 10 juta penumpang ke Indonesia akan membawa Rp400 triliun ke GDP. GDP contribution kita bisa naik dari 4 persen ke 6 persen. Jadi ini impactnya memang luar biasa,” jelasnya.

3. Revitalisasi berbagai aspek bandara

Konter check-in bandara di Terminal 1C Bandara Soekarno-Hatta. (dok. InJourney)

InJourney Airport juga melakukan upaya-upaya untuk mempercantik dan merevitalisasi berbagai bagian dari bandaranya. Misalnya di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, peningkatan infrastruktur dan penataan area komersial dilakukan untuk meningkatkan customer experience. Transformasi Terminal 3 ini menghadirkan wajah baru berkonsep hutan tropis yang mendapat apresiasi luas, termasuk dari penumpang.

Instalasi tematik bertema Nusantara Heritage juga disuguhkan di Terminal 3 bagi para wisatawan untuk bisa mengenal lebih jauh daerah-daerah tujuan wisata di Indonesia. Informasi soal pencapaian-pencapaian InJourney Airport dalam 1 tahun terakhir ini juga tersedia pada instalasi ini. 

“Pada Nusantara Heritage, kami menampilkan banyak sekali produk-produk, elemen-elemen lokal yang ada di instalasi ini dan bisa dinikmati oleh wisatawan mancanegara. Jadi, mereka bisa mendalami lebih mengenal budaya Indonesia,” ujar Veri Setiady, Direktur Komersial InJourney Airports saat melakukan Media Tour pada kesempatan yang sama.

Kemudian, Wakil Direktur Utama InJourney Airports, Achmad Syahrir juga menunjukkan revitalisasi Terminal 1C yang kembali beroperasi sejak 22 Agustus 2025 lalu dengan kapasitas penumpang meningkat dua kali lipat, dari 9 juta menjadi 18 juta per tahun. Ketika masuk, konter check-in bandara dan langit-langit terminal satu ini kental dengan elemen kayu yang dibalut dengan gaya modern. 

Nuansa yang sama juga terasa pada ruang tunggu keberangkatan dan pengambilan bagasi. Keduanya tetap mempertahankan aspek budaya Indonesia dengan sentuhan modern.

“Secara arsitektur interiornya, kita tidak merubah. Tetapi melakukan refurbish, melakukan satu penataan ulang, di mana secara strukturnya tidak berubah,” jelas Achmad Syahrir.

Pada akhirnya, Achmad Syahrir menyebut bahwa InJourney terus berproses untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pengunjung dan wisatawan. Transformasi ini bukanlah akhir, namun awal dari komitmen InJourney untuk memenuhi tagline yang diusung, yaitu “Melayani Sepenuh Hati”. (WEB)

Editorial Team