Jakarta, IDN Times - Maskapai Jeju Air baru saja mengalami tragedi besar yang mengguncang Korea Selatan. Tragedi ini terjadi ketika pesawat mereka tergelincir saat mendarat di Bandara Internasional Muan pada Minggu, 29 Desember 2024, menyebabkan korban jiwa yang mencapai 179 orang. Peristiwa memilukan ini segera menarik perhatian nasional dan internasional, memicu berbagai respons dari pemerintah, otoritas penerbangan, serta masyarakat umum.
Dalam sekejap, tragedi ini tidak hanya menjadi berita utama tetapi juga membawa dampak mendalam bagi keluarga korban, komunitas penerbangan, dan reputasi maskapai. Tragedi di Bandara Muan bukan hanya soal statistik atau laporan teknis, tetapi juga menyangkut kehidupan manusia yang hilang, cerita keluarga yang berduka, dan kebutuhan mendesak untuk introspeksi dalam industri penerbangan.
Di tengah berbagai spekulasi tentang penyebab insiden, Jeju Air berkomitmen untuk bekerja sama dengan pihak berwenang dalam melakukan investigasi menyeluruh. Sementara itu, para pengamat industri menyoroti pentingnya pembaruan regulasi keselamatan serta langkah preventif yang lebih kuat di masa depan.
"Saya menyampaikan permintaan maaf yang sedalam-dalamnya kepada semua korban dan keluarga mereka. Jeju Air telah membentuk tim yang didedikasikan untuk mendukung keluarga korban," ungkapnya dikutip Senin (30/12/2024).
Lantas, siapa pemilik Jeju Air dan bagaimana sejarah maskapai ini? Yuk, simak pembahasan hal-hal penting tentang Jeju Air.