Bukan Hanya Jeju Air, Ini Deretan Kecelakaan Pesawat Sepanjang 2024

- Insiden pesawat paling parah selama 2024, dengan total 179 orang tewas dan dua lainnya selamat.
- Kecelakaan pesawat terjadi di berbagai negara seperti Jepang, Chili, Myanmar, Nepal, Brasil, dan Kazakhstan.
- Banyak korban luka serius akibat kecelakaan pesawat yang disebabkan oleh berbagai faktor mulai dari human error hingga masalah teknis.
Jakarta, IDN Times – Kecelakaan yang menimpa Jeju Air pada Minggu (29/12/2024) menjadi sebuah peristiwa naas yang terjadi di penghujung 2024. Sebanyak 179 orang tewas dalam insiden itu dan dua lainnya selamat.
Dilansir BBC, pesawat jenis Boeing 737-800 itu mengalami kecelakaan setelah melakukan pendaratan tanpa roda di Bandara Internasional Muan. Roda pendaratan gagal dilepas akibat kerusakan setelah ditabrak burung.
Pesawat yang sedang dalam perjalanan dari Bangkok ke Korea Selatan itu kemudian tergelincir lalu menabrak landasan pacu dan berakhir hancur meledak.
Namun, insiden itu hanya satu dari sekian banyak peristiwa kecelakaan penerbangan yang terjadi sepanjang tahun 2024. Sepanjang tahun 2024 ini, kecelakaan pesawat cukup signifikan terjadi. Lalu apa saja peristiwanya? Berikut ulasan IDN Times.
1. Tabrakan pesawat di Bandara Haneda Jepang
Pada 2 Januari 2024, pesawat Japan Airlines bertabrakan dengan pesawat penjaga pantai di Bandara Haneda, Jepang. Insiden itu terjadi setelah pesawat penjaga pantai gagal memahami instruksi yang diberikan oleh Air Traffic Controller.
Dilansir The Guardian, pesawat Japan Airlines saat itu telah diberi izin untuk mendarat. Namun, di saat yang sama, pesawat penjaga pantai juga sedang bersiap di landasan pacu. Karena peristiwa itu, sebanyak lima orang awak pesawat penjaga pantai tewas. Sementara 379 penumpang Japan Airlines selamat, tak lama setelah api melalap habis badan pesawat itu.
2. Insiden LATAM Airlines sebabkan puluhan orang terluka
Pada 11 Maret 2024, kecelakaan pesawat juga dialami oleh maskapai Chili, LATAM Airlines. Saat insiden terjadi, pesawat terbang dari Australia ke Selandia Baru.
Dilansir CNN, saksi mata mengatakan bahwa pesawat tiba-tiba menukik saat penerbangan dan membuat 50 penumpang terpental karena tak menggunakan sabuk pengaman. Darah berceceran di dalam kabin selama penerbangan.
Tak ada rincian terkait akibat dari kecelakaan itu. Para korban mengalami luka serius dalam penerbangan Boeing 787 itu. Pemerintah Chili kemudian meminta maaf atas insiden tersebut.
3. Pesawat Singapore Airlines 321 turbulensi parah tewaskan satu orang
Insiden mengerikan lainnya juga terjadi oleh Singapore Airlines 321 dalam penerbangan dari London ke Singapura pada 21 Mei 2024. Turbulensi parah membuat 30 penumpang pesawat ini terluka. Satu di antaranya meninggal dunia.
Turbulensi tiba-tiba terjadi di Cekungan Irrawaddy di atas wilayah Myanmar sekitar 10 jam setelah penerbangan. Pilot kemudian mengumumkan keadaan darurat medis dan mengalihkan pesawat ke Bangkok, Thailand.
Dilansir Reuters, bagian dalam pesawat menunjukkan robekan besar pada panel kabin di atas, masker gas dan panel tergantung di langit-langit, serta barang-barang bawaan tangan berserakan di sekitarnya. Seorang penumpang mengatakan kepala beberapa orang terbentur lampu di atas kursi dan menusuk panel. Pada insiden itu, tujuh orang di antaranta mengalami luka kritis, beberapa mengalami cedera kepala.
4. Kecelakaan pesawat di Nepal tewaskan 18 orang
Pada 24 Juli 2024, sebuah pesawat Saurya Airlines jatuh tak lama setelah lepas landas dari Bandara Internasional Tribhuvan di Kathmandu, Nepal. Pesawat yang membawa 19 orang, termasuk tiga awak, diduga mengalami kerusakan mesin.
Pada insiden itu, sebanyak 18 orang tewas, termasuk seluruh penumpang. Sementara hanya pilotnya yang selamat dari kecelakaan tersebut.
5. Pesawat Voepass Airlines terjun bebas di Brasil
Pada 9 Agustus 2024, pesawat Voepass Airlines dengan nomor penerbangan 2283 mengalami kecelakaan tragis di Vinhedo, dekat São Paulo, Brasil. Pesawat jenis ATR 72-600 ini membawa 62 orang, terdiri dari 58 penumpang dan 4 awak, yang semuanya tewas dalam insiden tersebut.
Menurut data pelacakan penerbangan, pesawat kehilangan ketinggian sekitar 4.000 meter dalam waktu sekitar satu menit sebelum jatuh di area permukiman.
Dilansir Aviation24, beberapa ahli menduga bahwa kondisi pembentukan es yang parah mungkin menjadi faktor penyebab kecelakaan ini.
Sebagai dampak dari insiden ini, Voepass Airlines menghentikan sementara layanan ke sembilan lokasi untuk meminimalkan potensi penundaan dan pembatalan penerbangan, mengingat berkurangnya armada mereka.
Otoritas penerbangan sipil Brasil (ANAC) telah meningkatkan pengawasan terhadap operasi Voepass untuk memastikan kondisi operasional yang aman pasca kecelakaan.
6. Azerbaijan Airlines dihantam rudal di Kazakstan
Pada 25 Desember 2024, Azerbaijan Airlines dengan nomor 8432, sebuah Fokker 100, jatuh saat mencoba pendaratan darurat di dekat Aktau, Kazakhstan. Penerbangan yang membawa 67 penumpang dan awak itu mengalami masalah teknis selama penerbangan.
Dilansir Munisifdaily, kecelakaan itu mengakibatkan 37 korban tewas dan 29 luka-luka. Investigasi lebih lanjut mengungkapkan bahwa pesawat itu dihantam oleh rudal darat-ke-udara Rusia saat terbang di atas Chechnya.
Temuan itu memicu kemarahan publik dan seruan untuk menegakkan peraturan wilayah udara yang lebih ketat di zona konflik.