Siapa Pemilik Zenius? Ini Profil dan Perjalanan Bisnisnya

Perusahaan edutech, Zenius Education resmi berhenti beroperasi sementara. Kabar ini diketahui setelah akun Instagram @ecommurz mengunggah pernyataan resmi Zenius melalui Instagram Stories pada Kamis (4/1/2023).
Mengutip pernyataan resmi tersebut, Zenius memutuskan berhenti sementara karena mengalami tantangan operasional perusahaan. Sebelumnya, Zenius juga sempat melakukan PHK terhadap lebih dari 200 karyawannya pada Mei 2022 karena mengalami kondisi ekonomi makro yang buruk.
Tutupnya startup yang sudah berdiri 20 tahun ini lantas menghebohkan warganet. Tidak sedikit yang penasaran siapa pemilik Zenius dan bagaimana perjalanan bisnisnya. Berikut profil pemilik Zenius yang dirangkum dari berbagai sumber.
1. Profil Sabda Putra Subekti

Pendiri dan pemilik Zenius Education adalah Sabda Putra Subekti. Di media sosial, namanya lebih dikenal dengan Sabda PS. Sabda lahir pada 1 Februari 1979 dan memegang jabatan Chief Executive Officer (CEO) Zenius Education.
Pria kelahiran Jakarta ini merupakan lulusan SMPN 115 Jakarta dan SMAN 8 Jakarta. Kemudian dia melanjutkan pendidikan di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan lulus dari jurusan Teknik Informatika.
Sabda melanjutkan pendidikannya dengan mengambil kuliah online di jurusan Matematika dan Filsafat di Universitas London. Dia juga berkuliah di jurusan Antropologi, Universitas Oxford.
2. Merancang kurikulum belajar hingga merilis situs resmi

Pada suatu waktu, Sabda berdiskusi dengan Fuad Hassan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI saat itu. Sabda menyampaikan tekadnya untuk membuat inovasi di bidang pendidikan dan teknologi.
Tekad tersebut pun berbuah hasil. Pada 2004, Sabda bersama Medy Suharta merancang sebuah kerangka belajar yang diterapkan di beberapa bimbingan belajar di Jakarta.
Setahun berikutnya, Sabda dan timnya mengembangkan rekaman mata pelajaran dalam bentuk CD dan DVD. Rekaman tersebut kemudian mulai dipasarkan di sejumlah wilayah Indonesia.
Baru pada 2007, PT Zenius Education resmi berdiri dan berbadan hukum. Saat itu, tren internet belum sekencang sekarang. Zenius pun belum memiliki situs web sendiri. Situs web Zenius baru resmi diluncurkan pada 2010.
3. Terus berkembang dan mencapai puncaknya

Pada 2011, Sabda melalui Zenius berinovasi dengan meluncurkan Zenius Xpedia 2.0, yaitu produk yang terdiri dari CD, DCD, hingga perangkat teknologi yang memfasilitasi proses belajar online di zenius.net. Selain melalui online, perangkat tersebut juga bisa digunakan untuk belajar offline menggunakan DVD yang disediakan.
Bisnisnya terus berkembang dan makin banyak siswa yang mendaftar bimbingan belajar di Zenius. Pada 2017, situs zenius.net dikunjungi sebanyak 2 juta kali dalam sebulan. Hal itu membuat Zenius menjadi startup edutech pertama yang masuk Top 10 Startup di Indonesia versi startupranking.com.
Pada Juli 2019, Zenius mengembangkan aplikasi mobile yang bisa diunduh secara gratis di Google Play Store atau App Store. Hal ini untuk membantu semua siswa yang mendaftar agar bisa mengakses materi dan fitur belajar Zenius dengan lebih mudah.
4. Gratiskan seluruh program belajar selama pandemi

Pada Maret 2020, Zenius menggratiskan seluruh program belajar kepada semua siswa di Indonesia yang ingin mengakses materi dan fitur belajar Zenius. Hal ini dilakukan Sabda dan tim untuk membantu siswa-siswi di Indonesia selama masa pandemi COVID-19.
Gebrakan Zenius dengan menggratiskan fitur belajar saat pandemi bukanlah yang pertama kali. Sebelumnya, Zenius pernah berinovasi dengan membuka akses 80.000 video pembelajaran untuk pelajar tanpa biaya sepeser pun pada Desember 2019.
Nah, itulah tadi informasi siapa pemilik Zenius beserta perjalanan bisnisnya sejak didirikan pada 2004.