Jakarta, IDN Times - Sjamsul Nursalim kembali masuk dalam daftar orang terkaya di Indonesia. Dilansir dari Forbes, Sjamsul berada di urutan ke-33 dengan total kekayaan US$990 juta. Tahun lalu, ia masih menempati urutan ke-36.
Pria yang memiliki nama asli Liem Tek Siong itu dikenal sebagai pengusaha yang bergerak di sektor properti, batubara, dan ritel. Selain itu, ia juga terlibat kasus hukum. Dilansir dari berbagai sumber, berikut fakta-fakta terkait Sjamsul Nursalim.
Nursalim dan istrinya, Itjih Nursalim, menjadi tersangka pengemplang dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). Bahkan, KPK telah memasukkan nama keduanya ke Interpol agar berada dalam daftar red notice. Artinya, pasangan suami-istri itu resmi menjadi buronan dunia internasional.
Sjamsul dan istrinya dikabarkan menetap di Singapura. IDN Times telah mengecek di sistem daftar red notice, namun nama Sjamsul dan Itjih belum masuk ke sana.
Pelacakan dilakukan dengan asumsi keduanya masih menyandang status sebagai WNI. Begitu pula jika pencarian dilakukan dengan menggunakan status warga negara Singapura. Baik nama Sjamsul dan Itjih tidak ditemukan di dalam sistem daftar red notice. Juru bicara KPK, Febri Diansyah ketika dikonfirmasi mengenai hal ini tidak memberikan respons.
Terlepas dari kasus hukum yang membelitnya, Nursalim tercatat sebagai salah satu pendiri Mitra Adiperkasa (MAP). Perusahaan itu memegang lisensi berbagai merek dan brand terkemuka seperti Zara, Steve Madden, Burger King, sampai Starbucks. Sjamsul mendirikan perusahaan itu bersama keponakannya, Boyke Gozali pada 1995 silam.
Hingga kini, MAP memiliki dua ribuan gerai ritel dari beragam kategori, seperti makanan dan minuman, fesyen, olahraga, hingga department store.
Selain itu, ia juga tercatat sebagai pendiri dan pemilik PT Gajah Tunggal Tbk. Perusahaan itu merupakan produsen ban terbesar di Asia Tenggara dan telah diekspor hingga ke Amerika Serikat.
Di Singapura, Sjamsul menjadi salah satu pemegang saham di perusahaan real estate Tuan Sing Holdings. Pemimpinnya adalah putra Sjamsul, yaitu William Nursalim yang bertindak sebagai CEO dan Executive Director.
Perusahaan yang didirikan pada 1969 silam itu melantai di bursa saham Singapura pada 1973. Selain jadi pengembang properti, Tuan Sing juga aktif dalam proyek pembangunan hotel.