Buntut Invasi Rusia, Krisis Energi Mengancam Eropa 

Diperkirakan banyak warga Eropa yang akan kedinginan.

Jakarta, IDN Times - Benua Eropa kini dilaporkan dalam bahaya menjelang musim dingin akibat kekurangan pasokan energi. Hal ini dipicu oleh meroketnya harga energi saat ini.

Wakil Presiden Eksekutif Komisi Eropa untuk Kebijakan Hijau dan Iklim Frans Timmermans mengatakan, akan ada bahaya menjelang musim dingin yang bisa datang lebih cepat dari waktu yang seharusnya.

Baca Juga: Move On dari Rusia, Uni Eropa Targetkan Mandiri soal Energi di 2030

1. Krisis energi akibat invasi Rusia ke Ukraina

Buntut Invasi Rusia, Krisis Energi Mengancam Eropa ilustrasi musim dingin di Bumi (unsplash.com/Adam Chang)

Ancaman krisis energi ini disebut Timmermans akibat dari invasi Rusia ke Ukraina yang tak kunjung dihentikan.

“Jika masyarakat kita mengalami konflik, dan akibatnya tidak ada energi, kita tentu tidak akan mencapai tujuan iklim kita,” kata Timmermans, dikutip dari The Guardian, Sabtu (9/7/2022).

Timmermans mengaku, Eropa sedang ketar-ketir untuk menjaga bagaimana masyarakatnya tak kedinginan di musim dingin tahun ini.

2. Batu bara harus digunakan secepatnya

Buntut Invasi Rusia, Krisis Energi Mengancam Eropa unsplash.com/Paul Carroll

Menurut Timmermans, batubara harus segera digunakan oleh Eropa secepatnya. Pasalnya, ada kaum masyarakat yang tidak mampu membeli pemanas dan terancam kedinginan di musim dingin.

“Jika kami harus meyakinkan publik Eropa soal batubara, kami akan berkontribusi pada ketegangan dalam publik,” ucap dia.

Harga energi telah melonjak pesat di seluruh dunia akibat pandemik COVID-19 dan perang di Ukraina. Namun, Eropa yang paling terpukul.

Sebelum Rusia menginvasi Ukraina, Jerman mengandalkan Rusia untuk pasokan gasnya. Secara keseluruhan, Eropa bergantung sekitar 40 persen gas pada Rusia.

3. Jerman mulai tingkatkan produksi batu bara

Buntut Invasi Rusia, Krisis Energi Mengancam Eropa Ilustrasi pembangkit listrik tenaga batu bara. (Pixabay.com/denfran)

Sementara itu, pemerintah Jerman telah memulai meningkatkan pasokan produksi listrik dari batubara. Parlemen Eropa juga mengklasifikasikan sejumlah proyek tenaga nuklir dan gas sebagai energi bersih untuk tujuan investasi.

“Dalam situasi global saat ini, dengan kelangkaan bahan bakar fosil yang sangat besar, Anda tidak boleh mengeksploitasi itu,” pungkas Timmermans.

Baca Juga: Ukraina Beberkan Topik Pembicaraan Jokowi-Zelenskyy 

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya