Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Menkeu Sri Mulyani usai melakukan pencoblosan pada Rabu (14/2/2024). (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati membeberkan dampak resesi ekonomi yang dialami Jepang dan Inggris terhadap perekonomian Indonesia. Menurutnya, kondisi yang dialami kedua negara maju itu akan terasa bagi perekonomian global, termasuk Indonesia.

“Itu yang menyebabkan kenapa proyeksi dan outlook ekonomi bagi banyak negara, terutama G7 ya dalam hal itu, itu akan cenderung melemah, dan ini menjadi tantangan bagi lingkungan global, kita semuanya,” kata Sri Mulyani usai menghadiri Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK), di Hotel St. Regis, Jakarta, Selasa (20/2/2024).

1. Resesi di negara maju diprediksi karena suku bunga yang tinggi dan perang

ilustrasi resesi (IDN Times/Esti Suryani)

Sri Mulyani memprediksi, resesi ekonomi di kedua negara maju itu salah satunya disebabkan kebijakan suku bunga acuan yang tinggi di berbagai negara, dan juga imbas perang Rusia dan Ukraina.

“Tapi negara-negara maju seperti yang tadi disebutkan, yang mengalami resesi ya memang mereka sudah cukup lemah, entah karena perang di Ukraina yang mempengaruhi terutama Eropa, tapi juga Jepang. Dan Eropa secara general juga akan terpengaruh oleh kebijakan ekonomi, terutama suku bunga naik,” ucap Sri Mulyani.

2. Kebijakan suku bunga acuan tinggi menekan ekonomi negara maju

Sri Mulyani mengatakan kebijakan suku bunga acuan yang tinggi di banyak negara memang menekan perekonomian negara-negara maju itu sendiri.

“Jadi pasti mempengaruhi kinerja ekonomi mereka,” tutur Sri Mulyani.

3. Perekonomian Jepang dan Inggris anjlok dua kuartal berturut-turut

Ilustrasi kota Tokyo di Jepang. unsplash.com/Alex Knight

Berdasarkan data Kantor Kabinet Jepang, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Negeri Sakura itu mengalami kontraksi 0,1 persen pada kuartal IV-2023. Pada kuartal sebelumnya, yakni kuartal III-2023, perekonomian Jepang mengalami kontraksi 0,8 persen.

Adapun PDB Jepang pada kuartal IV-2023 juga mengalami kontraksi sebesar 0,3 persen, dan di kuartal sebelumnya kontraksi 0,1 persen.

Editorial Team