Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi mobil (freepik.com/azerbaijan_stockers)
Ilustrasi mobil (freepik.com/azerbaijan_stockers)

Intinya sih...

  • Penjualan mobil penumpang di China turun 0,8 persen pada Oktober 2025 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

  • Pemerintah China menghentikan secara bertahap program subsidi tukar tambah mobil lama pada 2025, berdampak langsung pada penurunan permintaan mobil baru.

  • Penurunan penjualan mobil di China berdampak langsung pada produsen mobil, termasuk merek lokal dan internasional, dengan beberapa produsen menawarkan subsidi sendiri untuk mendorong konsumen memesan mobil.​

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Penjualan mobil penumpang di China menurun pada Oktober 2025, setelah delapan bulan berturut-turut mengalami pertumbuhan. Penurunan ini terjadi karena pemerintah secara bertahap menghentikan program subsidi tukar tambah mobil lama, yang selama ini menjadi pendorong utama permintaan konsumen.​

Data resmi dari China Passenger Car Association (CPCA) menunjukkan, penjualan mobil turun 0,8 persen dibandingkan Oktober 2024, dengan total penjualan mencapai 2,27 juta unit. Angka ini jauh di bawah ekspektasi awal yang memperkirakan pertumbuhan sekitar 6 persen.​

1. Penurunan penjualan mobil pada Oktober 2025

ilustrasi mobil pintu geser (wuling.id)

CPCA merilis data pada Senin (10/11/2025), menunjukkan penjualan mobil penumpang di China turun 0,8 persen pada Oktober 2025 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penurunan ini merupakan yang pertama sejak Agustus 2024, setelah sebelumnya pasar mobil China mengalami pertumbuhan selama delapan bulan berturut-turut.​

Pada Oktober 2025, penjualan mobil penumpang mencapai 2,27 juta unit, jauh di bawah pertumbuhan 6,6 persen yang terjadi pada September 2025. Penurunan ini menandai berakhirnya tren positif yang didorong oleh subsidi pemerintah dan insentif tukar tambah mobil lama.​

2. Penghentian bertahap subsidi tukar tambah

ilustrasi yuan China (unsplash.com/Eric Prouzet)

Pemerintah China mulai menghentikan secara bertahap program subsidi tukar tambah mobil lama pada 2025, yang sebelumnya menjadi salah satu pendorong utama penjualan mobil di negara tersebut. Program ini memberikan insentif kepada konsumen untuk menukar mobil lama dengan mobil baru yang lebih efisien, dengan subsidi mencapai 15 ribu yuan (Rp35,1 juta) untuk mobil konvensional dan 20 ribu yuan (Rp46,8 juta) untuk mobil listrik.​

Pada Juli 2025, pemerintah merilis dana tambahan untuk mendukung program tukar tambah, namun jumlahnya lebih kecil dibanding tahun sebelumnya. Beberapa kota besar seperti Shanghai mulai menghentikan subsidi tukar tambah pada akhir 2025, yang berdampak langsung pada penurunan permintaan mobil baru.

3. Dampak terhadap industri dan produsen mobil

Mobil BYD (unsplash.com/Tiago Ferreira)

Penurunan penjualan mobil di China berdampak langsung pada produsen mobil, termasuk merek lokal dan internasional. Pada Oktober 2025, penjualan mobil listrik dan hybrid plug-in hanya tumbuh 7,3 persen, jauh di bawah pertumbuhan 15,5 persen pada September 2025.

Produsen mobil seperti Xiaomi, Nio, dan Li Auto mulai menawarkan subsidi sendiri hingga 15 ribu yuan (Rp35,1 juta) untuk mendorong konsumen memesan mobil pada 2026, saat insentif pemerintah akan berkurang lebih jauh.​

“Penjualan mobil secara grosir (ke dealer) memang melampaui ekspektasi pada pekan terakhir Oktober 2025, tetapi penjualan ritel ke konsumen tidak sebesar itu, karena dealer menambah stok inventaris,” kata Cui Dongshu, Sekretaris Jenderal CPCA.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team